Jumat, 03 Desember 2010

TAK PERNAH LAYAK

Aku hanya ingin menuangkan segala penat yang memadat.

Ketika kupanjat doa yang tak berkesudahan. Selalu ada garis mati yang menyayat.

Menyatakan kekecewaan dan kerapuhan.

Membebaskan hujatan yang terperangkap.

Seakan tak pernah layak menjadi bintang di tengah kegelapan pekat.

Suara hati bersenandung misteri tak berdaya, tak bernada, tak bersuara.

Beralaskan tanah malam menunggu pudarnya harapan yang jemu pulang.

Menegur canda dan cinta yang kudapat.

Aku tak ingin meronta, menyesali kenyataan.

Karena aku tak pernah layak untuk mengeluh, membabi buta, menangisi takdir, dan berteriak menengadah langit sambil mengatakan bahwa aku tak menginginkan kesalahan yang kubawa seumur hidup.

Kutekan penyesalan ke permukaan jiwa. Bahkan aku tak layak menyesalinya. Pembantahan yang tak sesuai naluri, pembantaian iman yang nyaris kandas, penyanderaan hati malaikat yang dimiliki setiap jiwa merana karena dosa.

Bingkai Kesetiaan yang retak melindungi gambar-gambar cinta dalam imajinasi.

Semakin mempesona, semakin indah, semakin kuat, dan semakin menyakitkan.

Fakta hanya sekedar fatamorgana. Sesaat, semu, dan tak tersentuh.

Aku tahu inilah prinsipku. Atau karena aku takut, kedok malaikatku tersingkap?

Bahkan kutakkan pernah layak bertanya, mengapa aku memiliki jiwa iblis yang tak pernah terungkap?!

sumber gambar : deshow.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada tanggapan???