Minggu, 26 Februari 2012

KIBLAT VS LACRYMOSA

Punya Idola?

Punya artis Favorit?

Punya penyanyi favorit?

Punya grup band favorit?

Punya penulis favorit?

Punya warna favorit?

Punya style favorit?

Punya makanan dan minuman Favorit?

Pasti semua orang punya jawaban masing-masing dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Sesuai selera. Sesuai juga dengan identitas mereka, sebagai umat muslim, jelas, tak usah ditanya lagi, bahwa kita pasti mengidolakan Nabi Muhammad sebagai panutan, style kita tetap dengan hijab, sebagai muslimah yang seutuhnya.

Kita pun punya idealisme sendiri-sendiri mengenai siapa penulis favorit kita. Ada yang mengidolakan tulisan seorang Atheis, padahal dia bukan seorang Atheis. Ada yang mengaku berkiblat pada salah satu grup band tertentu. Saya punya teman, ia singer sebuah band, dan dia mengaku terinspirasi dari grup band Paramore, grup band asal Amerika. Saya juga punya teman seorang Otaku. Otaku adalah orang-orang yang gemar banget sama hal-hal berbau jepang, doramanya, style’nya, band-band’nya, gamesnya, dll. Ada juga yang Korean lover… Sampai mereka berusaha belajar bahasa-bahasa Negara idola mereka. Sampai mereka memajang foto-foto artis kesayangan mereka sebagai wallpaper hp, PC, dll. Bahkan, ikal pun sampai memajang poster H. Rhoma Irama di kamarnya.

Sebenarnya saya tidak berhak berpendapat mengenai ini. Tapi kadang saya juga sebel lihat orang yang menangis gara-gara gak kebagian tiket konser, misalnya pas Justin Bieber ke Indonesia. Ada yang nangis lebay banget.

Pernah ada seseorang yang tanya, “Win, lu berkiblat pada apa sih?” saya kaget banget denger pertanyaan teman saya itu. Ya saya jawab spontan tanpa mikir, “Ka’bah lahh…” Wong setiap sholat saya menghadap kiblat yang patokannya adalah Ka’bah.

Ternyata maksud beliau di situ ialah perluasan makna dari kata ‘kiblat’. Maksud dia disini ialah style, khususnya gaya menulis. Maksud beliau adalah ‘terinspirasi dari siapa?’. Jika dijawab, saya juga bingung, coz saya tidak merasa ber’kiblat’ pada siapa2 dalam menulis. Saya merasa kadang malah gaya menulis saya tidak konsisten. Kadang romatis mellow, kadang sembrono, kadang tertata, kadang ngotot, kadang sinis. Dalam menulis, saya hanya berkiblat pada suara hati aja.

“Penulis harus punya idealisme” kata salah satu teman seperguruan saya. Jujur, kadang saya—kalau dikatakan penulis, saya bukan penulis yang punya idealisme. Saya mau nulis apa aja sebenernya klo diminta. Tapi dipikir-pikir, menulis yang tidak bermanfaat hanya membuang-buang waktu. Jadi, mulai saat ini saya ingin belajar menulis mengikuti jalur yang benar saja. Meski gak terlalu bener-bener amat, tapi setidaknya, ‘Mencoba untuk tetap berada di jalan yang benar’.

Teman saya itu akhirnya mengerti dan bertanya lagi, “Kamu tuh kenapa suka nulis yang horror-horror sih?”

Saya jadi inget penulis idola saya dulu… hehe, saya jadi sadar, memang tulisan-tulisan saya dipengaruhi gaya tulisannya RL. Stine. Gak usah lah ya, saya jelasin lagi siapakah dia. Yang jelas, dia gak kalah ngetop sama Einstein… hehe…

Begitu besar pengaruh karya seseorang pada karya-karya generasi berikutnya.

Seperti perlunya tinjauan pustaka dalam mengerjakan laporan ilmiah. Kita pun perlu referensi dalam menulis ‘apapun’. Untuk belajar banyak mengenai pengalaman. Untuk belajar lebih banyak mengenai kesempatan.

Semenjak saya mengikuti buku-buku RL. Stine, dari SD saya sudah sangat suka hal-hal berbau horror. Hingga SMP saya melihat suatu video klip yang membuat saya terkagum-kagum, karena saya membayangkan cerita-cerita Horror RL. Stine memiliki soundtrack dan view seperti di video klip itu. Video klip itu bernuansa Horror, dengan scenery yang sangat dark, make up penyanyinya udah kayak hantu apaan tau, main piano, rambut panjang, pake baju perpaduan merah-hitam, trus nurunin tangga perlahan sambil nyanyi dengan tatapan penuh kehorroran, terus abis itu nginjek-nginjek meja makan. Maksudnya, berjalan di atas meja makan dengan anggunnya—tetap dengan wajah pengen makan orang.

Judul lagu itu adalah Call Me When You’re Sober, yang dinyanyikan vokalis wanita bersuara sangat powerfull, mezzo soprano type, dengan lead vocal : Amy Lee. Dari situ saya mendadak suka dengan lagu-lagu dari grup band asal Arkansas, Amerika Serikat itu. Apalagi saat keluar lagu-lagu lainnya kayak Bring Me to Life dan Going Under. Selain Poppy Mercury, saya pun jadi sangat suka Evanescence berkat lagu-lagunya yang cocok dengan khayalan saya tentang kisah-kisahnya RL. Stine.

Tidak hanya tulisan, yang tadinya saya suka warna-warna unyu seperti orange, kuning, pink, dan warna-warna lain yang ‘cewe banget’, mulai dari situ saya jadi menyukai warna-warna soft and dark, tapi berani, kayak hitam, putih, deep purple, dan merah. Dan saya pun merasa berubah menjadi orang yang lebih bijaksana dari sebelumnya. Yang waktu SD nakal, suka banget sama yang namanya ngejailin temen, sampai merosotin celana-celana anak tak bersalah, hingga jadi lebih rada kaleman dikit.

Saya bertaubat setelah saya mengetahui siapa diri saya sebenaarnya, saya bertaubat atas kenakalan-kenakalan yang dilakukan di masa lampau, atas keegoisan, atas kedengkian, atas kemarahan pada orang lain. Dan mulai saat itu saya lebih sering berbicara di dalam hati saja. Menekan segala keinginan, dan mulai mengasihani diri sendiri. Pelampiasan masa kanak-kanak yang nakal, transisi menuju remaja awal. Dan saya mulai mendengarkan lagi musik-musik gloomy yang universal.

Dibandingkan musik-musik dalam negeri. Lirik-lirik lagu dari band yang saya sukai lebih universal. Bagi anak SMP macam saya lebih baik mendengarkan lagu-lagu yang liriknya tidak saya mengerti sepenuhnya daripada mendengarkan lagu-lagu Indonesia tentang cinta-cintaan yang tidak universal. Maksudnya, kenapa mayoritas lagu-lagu di Negara ini berbicara tentang cinta tentang ‘lawan jenis’ melulu. Gak semua orang pernah pacaran kan? Gak semua orang pernah ngalamin seperti apa yang dijabarkan dalam lirik!

Lagu-lagu Indonesia yang bagus itu menurut saya seperti lagunya Chrisye :: damai bersamaMu, ketika tangan dan Kaki bicara, lagu2 religi yang berkisah tentang persahabatan, cinta pada Tuhan, dan kepedulian, saya selalu suka.

Saya baru mengetahui arti lirik-lirik lagu evanescence saat masuk bangku kuliah. Saya baru lumayan mengerti dengan bahasa Inggris. Ketika dulu saya hanya mempedulikan view gothic’nya yang sesuai dengan khayalan saya. Kini saya mulai mencari arti di balik lirik-lirik yang mereka sertakan dalam lagu. Dan itu sangat membuat saya lebih kritis lagi, karena ternyata, lirik-liriknya pun susah diartikan. Seperti halnya puisi, (kata orang) semakin sulit diartikan puisi itu, maka semakin bagus. Ada makna tersembunyi di balik semua itu. Maka setelah kita mengetahui maknanya, kita akan terkagum-kagum. Dan saat ini saya telah mengerti apa maksud dari beberapa lagu hits mereka.

Mereka identik dengan kehorroran. Bahkan teman KKP saya sering protes jika saya menyetel lagu-lagu itu, karena dia ketakutan. Padahal, saya juga sebenarnya penakut. Yahh, namanya juga usaha, untuk mengatasi rasa takut, jadilah menakutkan… hihi…

Tapi, setelah mencari tahu kehidupan para personilnya, saya penasaran, kenapa mereka selalu mengkonsep musik-musik seperti itu? Dan ternyata setelah cari-cari tau, mereka itu tidaklah seperti apa yang kita anggap. Mereka itu tidaklah seperti suketi yang punggungnya bolong. Mereka itu justru sangaaat-sangat sanguinis dan ramah. Kehidupan mereka sama sekali tidak mengerikan apalagi psikopat.

Di balik lirik dan gambar Lacrymosa (horror n tearful) mereka, mereka adalah tipe-tipe manusia yang ceria dan friendly. Bagaimana saya bisa tau? Saya cari tau, dan saya mengamati, karena saya akui bahwa saya adalah salah satu fans mereka. Dan saya pun bercermin pada diri saya sendiri. Meski tulisan-tulisan saya horror-horror, meskipun banyak status-status atau postingan-postingan saya yang mengerikan dan terkesan Gloomy.

Saya tidaklah seperti apa yang saya tuliskan…

Saya tidaklah seperti itu…

Itu hanyalah 'Konsep' yang saya sukai. Menyukai bukan berarti ingin mengikuti segala-galanya. Saya bukanlah seorang fanatik. Saya hanya menyukai ketulusan yang bersahaja. Saya hanya...terinspirasi… ^^

Namun tetap,

Tuhan saya Tetap Allah SWT.

Saya bersaksi Bahwa Muhammad adalah utusan Allah,

Dan, Kiblat saya… Tetap Ka’bah.


Sumber Gambar : evanescence fanpage (asian tour)

Selasa, 21 Februari 2012

LIFE DEADLINE

I envy you so much,

You have extinguish light window,

Today I hesitated,

My body hesitated,

I felt uncomfortable and without a word turned and come back…

-Shin Ji Hyun-


Terlepas dari keberadaan Surga dan Neraka. Terlepas dari pengetahuan manusia tentang batas takdir antara hidup dan mati. Jika kita mengetahui kapan kita akan mati, dan menemukan sebuah pesan hidup yang perlu dilakukan sebelum kita mati. Apa yang akan kita lakukan? Akankah kita masih sanggup bersikap munafik terhadap diri sendiri dan orang lain? Apa justru kita akan berusaha jujur meskipun menyakitkan dan melakukan berbagaimacam kebaikan dengan penuh ketulusan yang bisa kita persembahkan untuk yang terakhir kalinya, karena kita tahu, kapan kita akan mati.

Ada sebuah kisah yang membuat hati dan pikiran saya terpukul-pukul berkali-kali. Seperti jika sedang membangunkan orang dari tidur panjang dan ketidaksadaran. Jika kita melihat seseorang masih saja tidur di pagi hari, meski langit telah terang benderang. Akankah kita membiarkan seseorang melewatkan rezekinya? Bagi orang yang bijaksana, mungkin ia akan menyadarkan yang tertidur, dengan pukulan-pukulan kecil yang membuat orang itu sadar dan terbangun. Agar tak melewatkan ibadah yang berharga di subuh hari. Agar tidak menelantarkan rezeki di pagi hari.

Itu yang saya rasakan saat menyaksikan suatu kisah yang saya saksikan beberapa hari yang lalu. Dan saya merasa jadi orang tidur yang dipukul-pukul supaya sadar dan bangun. Banyak hikmah yang bisa didapatkan dari kisah tersebut. Terlepas dari masalah kepercayaan yang tak masuk akal, terlepas dari hal-hal gaib yang mustahil terjadi. Seperti halnya dongeng-dongeng fabel yang mengajak anak berkhayal bahwa gajah dan jerapah bisa berbicara, meski mustahil, namun sarat akan makna.

Selama menyaksikan kisah itu, seolah saya diajak mengkhayal bersama, dan masuk ke dalam sebuah kisah fantasi. Saya merasa menjadi seorang pengamat dan pengkhayat yang bisa mengetahui isi hati siapapun dalam kisah itu.

Bayangkan, ketika ada seseorang yang dengan mudahnya ingin mengakhiri hidup. Ketika seseorang begitu ingin meninggalkan dunia tempat ia berpijak karena sudah sangat putus asa. Di sisi lain, ada seseorang yang berjuang demi hidupnya. Demi memperoleh menit-menit berharga yang bisa ia bayar dengan air mata ketulusan, untuk kembali menghirup gas oksigen bebas di udara yang bisa didapatkan secara gratis.

Ketika kita dilanda depresi dan tak semangat menjalani hidup. Ketika kita kehilangan sesuatu yang berharga dan tak mendapati gairah hidup yang nyata, lantas kita menganiaya diri sendiri, mengasihani diri sendiri. Hingga hidup dalam kegelapan. Ketidakberartian. Sungguh meskipun secara fisik kita masih Hidup. Namun Jiwa kita telah lama Mati.

Dan di sisi lain, ada sesosok jiwa yang berkelana, dulu ia bahagia menjalani hidupnya, kini di tengah ketidakberdayaan ia mencari celah-celah kehidupan dari doa-doa dan air mata yang seratus persen tulus dari orang-orang tercinta. Ada sesosok jiwa yang raganya telah dinyatakan mati. Namun, ruhnya masih terus bergentayangan, mengembara, menunggu keajaiban, mukjizat yang diberikan Tuhan melalui doa-doa para hamba yang tak hanya Meratap Iba. Tetapi hamba-hamba yang berdoa dengan ketulusan jiwa, Sepenuh Hati dan tak ada sedikitpun niat yang bertolakbelakang dari jalan kebaikan.

Ketika kita dilanda perasaan sedih yang berkelanjutan, hingga air mata pun tak dapat menetes lagi, hingga hanya pandangan mata kekosongan yang kita lihat saat menonton acara komedi sekalipun. Saat yang kita ingin makan saat itu adalah racun pembunuh serangga. Ingatlah, bahwa, di luar sana, banyak orang-orang telah mati secara fisik, namun jiwanya masih ingin menjalani hidupnya dengan semangat.

Apa yang akan dikatakan ruh yang berkelana itu jika berhadapan dengan kita? Mungkin ia akan memaki-maki kita, “Kamu harusnya bersyukur! Aku iri padamu… Suaramu masih bisa terdengar oleh orang-orang, kamu masih bisa terlihat! Kamu masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Lalu kenapa kamu seolah tak bersyukur? Kenapa kamu menjalani hidup seperti ini? Hidup dalam kegelapan dan kekosongan?! Tidakkah kamu ingin hidupmu berharga? Selagi masih ada kesempatan! Janganlah menjadi orang yang merugi!”

Jujur, saya sangat tersindir dengan makna-makna yang terjabar dalam kisah itu. Meskipun bersifat fantasi, namun banyak hal yang menyadarkan saya.

Juga ketika ruh tersebut menjalani 49 days travel menjelajahi hidupnya dalam tubuh orang lain.

Bayangkan, seandainya ragamu terbaring kaku di ranjang rumah sakit dan dokter telah menyatakanmu mati secara medis. Sedangkan ruhmu berada di samping jasadmu. Kau temukan orang-orang tersayang menangis di samping ranjangmu.

Ayah, ibu, saudara, sahabat, dan semua orang yang mengenalmu dengan baik…

Namun, apakah tangisan mereka adalah benar-benar Tangisan Ketulusan?

Ketika ruh kita diberi kesempatan hidup kembali, dengan syarat mencari 3 tetes air mata orang-orang yang tidak berhubungan darah dengan kita. Kita harus mencari tetesan air mata yang seratus persen tulus. Akankah kita mengetahui bahwa tidak semua orang seperti apa yang terlihat di luar.

Ketika ruh kita senang dan sangat percaya kita mampu mendapatkan 3 tetes air mata itu. Kita pun menebak-nebak siapa saja yang mungkin akan menangis tulus.

Namun ternyata, tak semua yang terlihat dari luar adalah seperti apa yang kita duga. Mereka bisa saja menangis di samping jasad kita karena mungkin kita masih memiliki hutang yang belum dibayar, sehingga orang itu menangis di samping jasad kita akibat menanggung kerugian. Atau karena ingin mendapat simpati, warisan, atau ada yang menangis di samping kita atas perasaan bersalah karena telah berkhianat.

Ternyata, hal itu menyadarkan saya akan adanya berbagaimacam arti air mata. Dan di luar semua itu, ada air mata dalam doa yang di dalamnya mengandung seratus persen murni ketulusan.

Saya tidak ingin menjadi orang yang mudah su’udzon karena itu, dengan menduga-duga air mata jenis apa yang orang-orang keluarkan. Toh, memang itu hanya Fantasy Fiction. Hanya Allah yang mengetahui segala. Juga tentang kapan deadline hidup kita. Saya hanya ingin menuliskan kembali beberapa hal yang menarik dan sempat memukul-mukul hati dan pikiran saya beberapa hari ini pasca menonton film drama Korea 20 Episode berjudul 49 days itu.

Bahwa selagi Hayat masih di kandung badan. Seberapapun berat ujian hidup, seberapa banyak hal berharga dari dirimu yang menghilang. La tahzan…

Jalani terus hidupmu dengan Semangat dan Keceriaan.

Sebelum Scheduler ‘Yang Sesungguhnya’ memanggilmu menuju ‘Elevator Kematian yang sesungguhnya’ untuk melintasi Deadline hidupmu…

***

sumber gambar : purplewallpaper.com

Jumat, 17 Februari 2012

ANTOGILAAAA!!!

Di buku ini ada story konyol-ku jugaa... :D

About this book :

“Kalau aku, aku sih terserah Yanti. Dia mau bilang antologi ini gila atau aku yang gila, aku gak masalah. Yang penting Aurel nilai rapornya bagus.” (Amang Premansyah, Penyanyi yang Doyan Getuk)

“Buat temen-temen STM gue, temen-temen ngaji gue, temen-temen yang belum jadi temen gue, MAKAN NIH!” (Marsjanda, Mantan Artis Cilik dan Mantan Istri Duda)

“Untuk anak-anak Indonesia, saya sarankan untuk membaca kisah dalam antogila ini. Cerita yang dikisahkan oleh para kontibutor sangat menghibur, mencerminkan kecacatan psikologis penulisnya.” (Kak Seko Mulyedi, Pemerhati Mamanya Anak)

“Alhamdulillah banget. Sesuatu yah. Aku memilih buku ini untuk dijadikan ganjelan jambulku.” (Syahrimin, Penyanyi Berbulu Mata Anti Badai Kerispatih)

“Menurut analisa saya, buku ini tidak asli. Bila dilihat dari metadatanya, kita akan tahu bahwa buku ini sebenarnya hanya tipuan optik yang terjadi karena suatu objek terkena pancaran sinar yang ditimbulkan oleh matahari sehingga terlihat seolah-olah buku ini asli. Padahal hanya koran bekas bungkus nasi uduk Kang Bani. Tuh lihat masih ada bekas sambelnya!” (Ryo Sukro, Pakar Towelemaktika yang Belum Pernah Tamat Game Zuma)

AUDIT SDM

Audit SDM adalah proses meninjau (review) secara komprehensif suatu sistem dan/atau proses suatu organisasi apakah sudah memenuhi kebutuhan atau proyeksi masa depan kebutuhan fungsi SDM organisasi, baik apakah itu untuk memenuhi standar lokal (pemda, pemprov), standar internal (SOP, Company Policy) atau regulasi (International Standard atau Standar pemerintah).

Adapun definisi lain dari audit SDM ialah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens, 1997).

Sedang, audit SDM adalah pemeriksaan kualitas kegiatan Sumber Daya Manusia secara menyeluruh dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan SDM dalam suatu perusahaan dengan menitikberatkan pada peningkatan atau perbaikan (Rivai, 2004, p. 548).
Menurut Gomez-Mejia (200 1 :28), audit sumber daya manusia merupakan tinjauan berkala yang dilakukan oleh departemen sumber daya manusia untuk mengukur efektifitas penggunaan sumber daya manusia yang terdapat di dalam suatu perusahaan.

Manfaat utama dalam audit SDM diantaranya bisa mengetahui proses mana yang belum memenuhi persyaratan hukum berlaku sehingga meminimalisir proses internal organisasi yang berpotensi melanggar hukum, dan yang terpenting adalah membantu organisasi secara sistematis untuk mengidentifikasi kondisi saat ini serta langkah aksi apa yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kinerja proses fungsi SDM.

Kegagalan dalam mengidentifkasi penyebab potensial yang bisa membahayakan atau berpotensi melanggar hukum dapat menimbulkan efek yang merugikan perusahaan atau organisasi. Karena itu, audit SDM merupakan salah satu cara untuk mengenal sejauh mana proses internal, sistem prosedur organisasi sudah memenuhi aspek keamanan baik secara hukum maupun juga membantu mengidentifikasi bagian SDM yang belum berjalan secara efektif dan efisien. Peninjauan secara berkala terhadap sistem dan prosedur organisasi yang berhubungan dengan SDM, tidak hanya membantu agar sistem dan prosedur tetap memenuhi persyaratan, namun juga membantu aspek finansial perusahaan agar tetap stabil dan mantap.

Obyek SDM yang diaudit

Aspek SDM yang dapat diaudit cukup luas, karena SDM itu sendiri mencakup fungsi perencanaan, fungsi pengembangan, fungsi pemeliharaan, fungsi informasi, fungsi penghargaan dan penghukuman, serta fungsi peningkatan kinerja. Dengan demikian jika dirinci, obyek yang dapat diaudit adalah sebagai berikut :

  • Fungsi Perencanaan : Manpower Planning, Manpower Recruitment, Manpower Fulfillment, Sourcing Candidate.
  • Fungsi Pengembangan : Training, Development, Coaching, Mentoring.
  • Fungsi Informasi & Teknologi : Personnel Data base, Sistem Informasi Manajemen SDM (HRIS).
  • Fungsi Pemerliharaan : Industrial Relation, Corporate Social Responsibility.
  • Fungsi Penghargaan dan Penghukuman : Compensation & Benefit, Reward, Termination, Punishment.
  • Fungsi Peningkatan kinerja : Performance Management System, Pay for Performance. Audit memberikan suatu perspektif yang komprehensif terhadap praktik yang berlaku sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen mengenai pengelolaan SDM serta menemukan peluang dan strategi untuk mengarahkan ulang peluang dan strategi tersebut. Intinya, melalui audit dapat menemukan permasalahan dan memastikan kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundangan-undangan dan rencana-rencana strategis perusahaan. Audit SDM merupakan suatu metode evaluasi untuk menjamin bahwa potensi SDM dikembangkan secara optimal (Rosari, 12 Mei 2008).

Manfaat Audit SDM

Audit SDM mengevaluasi aktifitas SDM yang digunakan dalam suatu perusahaan dan merupakan pengendalian kualitas keseluruhan yang mengevaluasi aktifitas SDM dalam suatu perusahaan.

Ruang Lingkup Audit SDM

Dalam pelaksanaan audit SDM untuk mendukung jalannya kegiatan-kegiatan SDM perlu dilakukan pembatasan terhadap aspek yang akan di audit. Secara garis besar, prospek audit SDM dilakukan terhadap fungsi SDM yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan SDM yang dimulai dari perencanaan SDM, perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan evaluasi kinerja SDM (Handoko, 1997).

Sumber :

HR Audit. 2008. http://ilmusdm.wordpress.com/2008/03/06/mengenal-audit-sdm-hr-audit/. (28 Desember 2011)


Senin, 06 Februari 2012

SOMEWHERE

Ketika hatimu terus mencarinya, dan begitu yakin bahwa kau akan menemukannya di suatu tempat. Yakinkah bahwa kau akan menemukannya dalam suasana yang sesuai dengan harapanmu?

***

Menengadah pada langit bersemu kelabu. Memandang nanar cahaya yang mengungkap tanya. Seperti embun pagi yang tak pernah menjadi rimbun. Melayang tawa canda di angkasa jiwa, saling bercerita, saling bertegur sapa, saling mengungkap rasa yang tersembunyi dalam kata, mereka begitu bersenyawa, namun begitu tak bernyawa.

Gersang yang pernah tumbuh subur. Gersang yang pernah merasakan kesejukan. Kini melambat mundur teratur pergi meninggalkan ruh yang luruh menyeluruh. Cinta seolah tiada lagi. Ketika dia pergi menamatkan kisah yang tak pernah mencapai puncak kesejatian.

Teringat kisah pencarian akan jati diri, pencarian akan cinta sejati. Ataupun pencarian tentang pembenaran yang memaksa. Hanya agar hati tetap merasa nyaman berada dalam zona yang diinginkan.

Ketika semua orang tak mengerti tentang derasnya aliran sungai kerinduan yang dapat mengikis kerasnya hati. Jiwa ini terpasung dengan suara-suara bisikan menjerat logika. Ketika kau merindukan segala hal yang terjadi padamu sebelumnya dan sangat menyenangkan. Ketika kau mulai merenung mengikhlaskan sesuatu yang kau harapkan namun tak juga terwujud nyata. Atau muncul di waktu yang tak tepat. Atau bisa saja muncul di saat kau tak dapat lagi menerimanya, atau bahkan lebih parah. Ia muncul tiba-tiba ketika kau mengharapkan kehadirannya, namun, ia datang untuk bercerita bahwa dia tidak akan lagi seperti yang dulu.

Ketika sekejap dunia menjadi seperti bulan mati. Daratan seperti hamparan kesepian yang tanpa batas. Dan jiwamu meraguinnya. Ragamu tak dapat menangkap jalinan takdir- yang berjalan bersamamu. Harapan yang telah terputus, asa yang sempat tertunda, dan nyayian yang tak pernah kau selesaikan, berpacu dengan waktu.

Masihkah kau ingin tetap berkelana? Terus mencari hal-hal yang tak pernah mencarimu? Masihkah kau akan tetap membayangkan saat-saat indah bersamanya yang tak mungkin terlupa? Terus mengenang tanpa kepastian bahwa ia pun selalu mengenangmu dalam lingkar harap yang meratap?

Sudahilah perjalananmu mencari dugaan dunia. Cukuplah dengan segala waktu dan nyanyian yang kau telantarkan hanya untuk mengenang sesuatu yang tak pernah kau tahu wujudnya. Berhentilah merindukan kegersangan. Berhentilah mengkhayati pencarianmu. Karena semua itu telah selesai. Karena kau sudah menemukannya, bahkan dia yang telah menemukanmu lebih dulu dengan mudahnya.

Dan, kini, kau tahu jawabannya.

Berhentilah mencari kegersangan.

Mulailah dengan satu langkah pencarian baru. Langkah yang tak kan pernah menyesatkanmu. Langkah yang dapat membimbingmu menuju hamparan keabadian. Kerinduan yang semestinya kau miliki. Pencarian yang seharusnya kau lakukan.

Karena pada akhirnya, kisah cintamu yang abadi ialah hanya kisah cintamu dengan Tuhanmu…

Never stop hoping,
Need to know where you are,
But one thing is for sure,
You're always in my heart.

I'll find you somewhere.
I'll keep on trying until my dying day.
I just need to know whatever it's happened,
The truth will free my soul...