Selasa, 20 November 2012

SPICA, I'M IN LOVE...

Spica (α Vir, α Virginis, Alpha Virginis) adalah bintang yang paling terang pada rasi bintang Virgo, dan bintang terterang ke-15 yang terlihat pada malam hari. Bintang ini memiliki jarak sekitar 260 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini juga dikenal sebagai raksasa biru dan merupakan variable dari Beta Cephei type. (wikipedia.com)


Sekitar tahun 2010, saya dihadapkan dengan sebuah pilihan, sebenernya itu bukan pilihan yang harus dipilih secara ‘serius’, hanya saja, saya menganggap pilihan itu merupakan awal suatu konsep atau seperti bentuk filosofi tertentu.

Saat itu, Alhamdulillah novel saya akan terbit, dan penerbit menyerahkan pada saya tentang urusan ‘nama pena’. Hal itu dibebaskan, terserah, mau pake nama pena atau nama asli. Itu kembali lagi pada keputusan penulisnya.

Dan bukannya saya tidak bangga dengan nama saya sendiri. Saya sangat menyukai nama asli saya, di mana orang tua saya telah mengakikah saya dengan nama itu, telah membuat akta kelahiran saya dengan nama itu, dan saya yakin, di akhirat nanti, saya akan dipanggil dengan nama asli saya, bukan dengan nama pena.

Namun, inilah pilihan dan konsep, hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk konsisten menggunakan nama pena sebagai identitas dalam menulis. Hal itu lumrah, tidak hanya dalam dunia tulis menulis, di panggung hiburan pun, artis-artis dan penyanyi terkadang tidak menggunakan nama asli, mereka pada umumnya menggunakan nama lain dengan tujuan yang berbeda-beda, misalnya agar lebih mudah diingat, agar lebih menjual, atau misalnya memang agar sesuai dengan konsep.

Seperti halnya mencari nama anak, saya awalnya bingung menamai diri saya sendiri apa. Saya sempat ingin menuliskan ‘Hamba Allah’ saja, karena memang benar. Saya pun bahkan sempat menamakan diri saya ‘Nemo’ yang dalam bahasa latin artinya ‘Tidak ada seorang pun’, Nobody. Tapi, pada akhirnya, saya pikir sepertinya lucu juga kalau nama pena kita itu cerminan dari nama asli kita.

Dan inilah asal usul nama :: Wicha Spicca Breeze

Apa yang pertama kali muncul dalam pikiran anda ketika mendengar nama itu?

“Hahh? Itu nama orang Indonesia?”
“Itu tumbuhan kaliii...!!”
“Ohh, itu pasti nama latin hewan melata.”
“Hmm… Kayaknya itu salah satu jenis badai deh, atau bencana alam apaa gitu.”
“Enggak lagi, itu nama spesies kelelawar.”
“Bukan kelelawar, tapi vampire.”
“Whatt??? Nama jenis apa itu? Terdengar alay.”
“Wow, itu nama tho? Dikira mantra  penyihir.”
Dan lain sebagainya.

***
Nahh, di sini saya akan menjelaskan semua, dan bertanggungjawab atas semua tuduhan berantai yang tidak akan terjelaskan jika saya belum menjelaskan apa-apa. Nama asli saya Winda Dwi Gustiana. Kalau kata orang tua saya, Wind di sini artinya angin, atau bisa dipotong pada suku kata pertama Win, yang artinya ‘menang’. Sedangkan Dwi artinya dua (karena saya anak ke-2), dan Gustiana adalah nama belakang yang menunjukan bulan lahir, yaitu Bulan Agustus. Di bagian inilah orang sering salah menyebut, mengeja, menulis nama saya… Ada yang menulis Agustina, Gustiani, hingga Gustiranda pun pernah! -____-

Tapi yang jelas, arti dari keseluruhan nama saya itu adalah ‘kemenangan ke-2 di bulan Agustus’, atau bisa pula diartikan angin bulan Agustus. Karena di bulan Agustus 1990, ibu saya melahirkan anak ke-2 yang menurut beliau itu ialah suatu kemenangan, setelah berjuang selama 9 bulan menjaga kandungan, kebahagiaan itu seperti angin segar yang datang di akhir bulan Agustus.

***
Lalu, mengapa bisa jadi “Wicha Spicca Breeze”???

Wicha itu nama panggilan saya sejak SMP. Jujur, waktu SMP saya itu narsisnya luar biasa, dalam hal ucapan maupun perbuatan. Saya awalnya sering menulis kata “Wicha’ jika disuruh isi binder teman (yang saat itu lagi musim), saya sering iseng menyingkat “Winda Chantiq” dengan sebutan Wicha. *silakan kalau mau muntah—saya sediakan ember dan minyak angin*. Jangankan Wicha, saya dulu sering menyebut diri saya juga sebagai kembarannya Siti Nurhaliza, yaitu Siti Nurhawinda. Sungguh 4L4Y (tapi dulu waktu SMP belum ada istilah 4L4y, jadi saya masih santai-santai saja).

Tentunya itu hanya untuk lelucon, lucu-lucuan belaka, yahh,,, namanya anak SMP. Akan tetapi, entah mengapa, temen-temen di SMP pada akhirnya ikut-ikutan memanggil saya dengan sebutan “Wicha”. Dimulai dari teman dekat, yang udah tau busuk-busuknya saya dan sudah memaklumi atas tindak kenarsisan yang saya perbuat, dan sampai ke orang terjauh di kelas terjauh pun akhirnya mengenal saya pertama kali dengan nama ‘Wicha’. Tanpa memperkenalkan diri, bahkan orang taunya saya itu namanya ‘Wicha’.

Pernah saat ikut organisasi, kakak kelas ketua departemen saya bertanya pada teman sekelas saya, “Eh, kamu, kenal yang namanya Winda gak?”. Lalu teman sekelas saya mengerutkan kening. “Enggak, kak…” dengan tanpa merasa berdosa, lalu berlalu pergi. Memang waktu itu awal-awal masuk tahun ajaran baru, jadi mungkin dia blm tau nama saya. Tapi, parahnya, dia itu pada akhirnya menjadi teman sebangku sayaa… Dan dia taunya nama saya pertama kali itu Wicha bukan Winda. Jadi jelas aja saat si kakak kelas nanya, yaa dia nggak tau…

Ada lagi yang pernah bertanya…. “Eh, Winda dan Wicha itu kok mirip ya?”

-____-

Saya jadi merasa iba pada diri saya sendiri. T____T

Itulah sekilas tentang nama ‘Wicha’. Hingga SMA sampai sekarang pun masih banyak yang memanggil dengan nama itu, padahal saya sudah tidak memperkenalkan diri saya sebagai ‘Wicha’ lagi jika bertemu orang baru.

Bahkan sekarang panggilan saya jauh lebih beranekaragam… Wicha, Winceu, Wincul, Minchu… Nyaris tidak ada yang memanggil nama saya dengan nama asli saya.

Mengenaskan! :’(

***
Lanjut pada ‘Spicca’. Nah, sebenarnya ini ada kesalahan teknis. Di facebook, saya bermaksud menulis ‘Spica’, tapi karena terlalu bernapsu memencat tombol, saya tak sadar jika c’nya ada tertulis dua. Dan saat ingin memperbaikinya, itu nama sudah tidak bisa diganggu gugat lagi, karena saya sering ganti-ganti nama fb.

Akhirnya, inilah nama terakhir saya setelah sebelumnya saya memakai nama asli, lalu ganti menjadi “Wicha Selalu Gembira”, lalu ganti lagi jadi “Wicha Siti Nurhawinda”, pernah juga menggunakan nama “Tante Wicha Kegirangan”.

Dan saat saya menggunakan nama ‘Tante Wicha Kegirangan’, banyak banget Alay yang nge-add!

Sumpahh, dan itu saya sangat kapok sekali. Diketawain juga sama temen-temen, aaarrrgh… pokoknya, hal itu tak boleh lagi terjadi dalam hidup saya dan anak cucu saya!
Sudah cukup dampak kealayan zaman dahulu tak boleh terulang lagi.

***
Balik lagi ke ‘Spica’. 

Apa itu Spica?

Seperti yang telah dijelaskan oleh bang wikky di atas, Spica itu merupakan bintang paling terang dalam rasi Virgo (zodiak saya Virgo) *Tapi saya gak percaya zodiak sih* Cuma suka aja dengan konstelasi Virgo yang katanya indah bgt…

Spica sebenarnya adalah bintang ganda, bintang berukuran sepuluh kali besar matahari ini merupakan dua bintang yang saling mengorbit dalam periode sekitar empat hari. Oleh sebab itu, bintang yang letaknya 260 tahun cahaya dari bumi ini bersinar sangat terang, memancarkan spectrum biru dengan magnitudo +0.9. Spica juga merupakan bintang bersinar paling terang dalam rasi Virgo, di langit selatan. Nama Spica berasal dari bahasa latin dengan arti 'pucuk gandum' (Ear of Corn). Nama lain Spica adalah Alpha Virginis.

***
Hubungannya dengan kehidupan saya, Spica itu berada dalam lingkar virgo, bintang paling terang di rasi virgo, dan saya berzodiak virgo. Agak gimanaa gitu ya kalau mengambil nama dari Zodiak. Tapi, ternyata banyak juga yang menggunakan ide nama dari Zodiak, nama asli kakak saya berasal dari Zodiak Aries. Namanya Riesa, kata orang tua saya nama itu berasal dari zodiak Aries, Zodiak kakak saya. *Jadi sebagai adik, saya cukup terinspirasi mengambil nama dari istilah-istilah astro.

Selain itu, Spica itu berwarna biru, dulu saya maniak biru banget, terutama biru donker. Ayah saya pintar membaca aura, dan katanya, aura saya biru. Entahlah artinya apa, tapi menurut saya biru itu berkaitan dengan hal-hal yang menenangkan, dan memang saya suka hal-hal yang menenangkan. *Terlepas dari saya sekarang—yang lebih menyukai warna gelap, deep purple, merah, dan hitam, warna biru tetap selalu memiliki tempat yang spesial di hati saya.

Bintang Spica

Nama lain Spica ialah Alpha Virginis. Spica sering disebut sebagai bintang perawan. Saya tidak tau apakah setelah menikah nanti saya masih boleh menggunakan nama ‘Spica’ atau tidak?! -____-
***

Dan tentang Breeze, menurut kamus,

Breeze = the winds that flow over mountains down into lower elevations.


Namun, ada perluasan makna jika diserap dalam bahasa Indonesia, Breeze itu bukan hanya angin yang berhembus di pegunungan saja, tapi setiap angin yang berhembus sejuk sepoi-sepoi, di daerah manapun itu bisa disebut Breeze. Sering kita mendengar Summer Breeze. Bisa dibayangkan, jika suasana sedang panas-panasnya, tiba-tiba angin sepoi-sepoi lewat,,,, sejuuuk!

Angin sepoi-sepoi itu bisa membuat kita merasa cantik lho… hoho… berdasarkan pengamatan dan pengalaman. Kalau di video klip2 biasanya model wanita atau prianya tertiup angin sepoi-sepoi, sehingga rambutnya berkibar, dan itu membuat efek indah bagi yang melihatnya.

Nah begitu pula dengan yang merasakannya. Jangan jauh-jauh, saya kalau lagi ngambilin jemuran di loteng pada sore hari, lalu ada angin sejuk… ituu langsungbener-bener jadi merasa mirip Kate Winslet!

Sayangnya, itu hanya ‘merasa’ doang. Soalnya di loteng tidak dipasang cermin. Jadi saya bebas merasakan perasaan apapun. Terserah saya mau merasa mirip siapapun. Tak akan ada yang bisa protes, termasuk diri saya sendiri.  *karena tak ada cermin*.

Intinya, Breeze saya ambil dari nama saya ‘Wind’. Dan memang saya ingin bisa menjadi seperti Breeze, yang tidak berhembus terlalu kencang, tapi bisa membuat orang merasakan kehadirannya.

It seems like the breeze,
U can’t see it…
But u can feel…

Minggu, 18 November 2012

SURAT PENGAKUAN DOSA



Awalnya, saya sempat berjanji untuk tidak lagi memikirkan masalah ‘Cinta’. Awalnya, Saya tidak ingin lagi merelakan hati ini untuk Jatuh Cinta semudah apapun itu. Hingga dalam rentang yang sangat lama saya memang berhasil tidak jatuh cinta. Sampai Saya benar-benar lupa bagaimana rasanya jatuh cinta. Lama Saya tidak mengenal perasaan sejenis ‘itu’ dan tak mentoleransi sedikitpun meskipun perasaan itu sering memohon izin untuk masuk.

Semenjak hari di mana Saya berjanji untuk tidak terjatuh ke jurang yang meskipun tidak sama, tapi akan tetap sama sakitnya. Di hari itu pula Saya benar-benar menjaga dan bertekad tegas pada diri sendiri, untuk TIDAK terbawa Arus yang Menipu, Menolak segala Perasaan yang datang, dan Membunuh satu per satu khayalan yang menyerbu.

Saya sempat mengutuk kaum Adam maupun Hawa yang sering melakukan aksi Gombal, Saya merasa cinta sebelum hari sakral pernikahan adalah sesuatu yang ‘tidak bisa ditoleransi adanya’. Saya benar-benar menutup hati untuk beranekaragam Godaan, Rayuan, dan aksi-aksi sejenis yang memuakkan. Dan Saya menutup semua pintu harapan dari semua jenis cinta yang tak layak dirindukan.

Hingga hari di mana ANDA datang dalam kehidupan SAYA. Membuat segalanya terasa mudah jatuh dan terhempas. BUKAN… Bukan kesalahan Anda yang ternyata sudah berada lama di dunia. Saya hanya merasa baru mengenal Anda kemarin, namun, entah mengapa seperti terasa sudah lama Saya mengenal aura diri Anda. Saya tidak mengetahui tentang Anda sejauh apapun itu. Saya hanya mengikuti aliran hidup yang kebetulan menjaring saya memasuki lebih jauh pintu harapan yang semestinya telah terkunci RAPAT-RAPAT.

Mungkin memang ini salah Saya sepenuhnya, mengizinkan diri terbawa suasana ketidakpastian yang mengerikan. Kehadiran Anda bagaikan hantu di siang ataupun malam yang penuh dengan rasa Rindu. Entah mengapa perasaan ini sedemikian menakutkan. Membuat terciptanya berjuta alasan yang  bertahta atas kendali pikiran. Namun apalah kuasa Saya atas semua ini, Saya hanyalah manusia biasa, semakin Saya menyesali, semakin Saya menghindari, semakin Saya mempertanyakan,,, kerinduan ini SEMAKIN TERKUATKAN.

Seperti sebuah ilusi yang tak berujung. Saya pun tidak tahu ke mana jalan cerita cinta ini akan berujung, cerita cinta yang tak pernah dimulai, tak pernah ada yang memulai, tak pernah ada yang menjawab, tak pernah ada yang mengetahui. Selain dari penglihatan Ilahi.

Yang saya tahu pasti tanpa ada yang memberi tahu. Saya begitu BERBEDA dengan Anda.

Namun, sayangnya, begitu SAMA dalam hal-hal yang tak seharusnya sama.

Tapi, siapapun diri Anda, Saya Mencintai Anda Tulus apa adanya, bahkan ketika Saya mengetahui Keburukan dan kelemahan-kelemahan Anda, Rasa Cinta ini semakin Tumbuh Meluas dalam hati. Perasaan ini bukan lagi karena Kagum atas kelebihan-kelebihan yang tampak dalam diri Anda, Namun telah merambat pada sisi terbusuk dan terlemah dalam diri anda, yang dapat membuat hati ini justru semakin peduli. Namun, tak pernah Saya bayangkan sebelumnya. Tak pernah BERANI Saya bayangkan apapun tentang Perasaan ini lebih jauh.

Karena takut berujung dosa dan MALAPETAKA. Bahkan Saya tidak pernah memohon apapun Kepada Tuhan Saya—yang juga Tuhan Anda… tentang suatu masa yang mungkin atau tidak mungkin terwujud. Dunia ini dipenuhi dengan ketidakpastian yang tak terbaca, tak teraba. Doa spesifik yang tak pernah berani saya pinta adalah tentang Hidup Bersama Anda.

Doa-doa yang Saya berani ucapkan hanya untuk yang Terbaik. Bagi hidup Saya, dan juga bagi hidup Anda. Namun, sebelum Saya tidak dapat lagi menulis kata-kata, Saya ingin meluangkan waktu mengungkapkan apa yang tak pernah terungkap. Saya MENCINTAI anda SESEDERHANA ini. Tak perlu jawaban, tak perlu paksaan, tak perlu dicari…

Saya tidak pernah Melakukan hal bodoh ini sebelumnya. Mengungkapkan Cinta adalah sesuatu yang Tidak boleh terjadi dalam Sejarah hidup saya.

Namun, ternyata, Memendam perasaan ini sakitnya luar biasa. Seperti luka yang lama tak diobati, seperti luka yang terus ditekan-tekan hingga tak tertahankan. Saya menyerah pada Anda. Pada tingkah laku Misterius, Terselubung, dan Penuh teka-teki yang anda perlihatkan pada… Entah pada siapa.

Dan saya akui, Ini kesalahan Saya, terlalu terbawa suasana, terlalu lalai dalam menjaga pelindung hati. Namun, Saya tidak mau menyesalinya. Mengungkapkan Cinta bukanlah suatu PINTA yang NISTA. Bukan Pinta seorang Munafik yang tak akan terbayar oleh argumen-argumen Ketulusan Palsu berlandaskan nafsu. Karena pinta yang sesungguhnya ialah ketika KITA menyerahkan segalanya kepada SANG KUASA, memasrahkan perasaan ini sepenuhnya, merelakannya terlepas jika memang harus terlepas.

Dan inilah waktunya, Saya hanya ingin mengungkapkan Cinta, tak akan pernah melebihi batas itu. Tak ingin meminta apa-apa.

Semoga Anda mengerti, Sayang..............

***


Just Fiction Letter -- Just for fun ^___^

Jumat, 16 November 2012

LAVENDER


Curved Rows of Lavender near the village of Sault, Provence, France

Setapak jalan menuju surga yang tak mudah, membentang dalam aroma kesulitan yang menyergap. Antara kenyataan dan kesesatan melubangi jalinan raga yang telah kembali utuh. Antara keindahan dan keraguan menyembunyikan sesal yang tak lagi akan bertanya. Siapa pemilik jiwa-jiwa yang tak berpenghuni. Jiwa-jiwa yang kosong dan mengapung tanpa pelampung, akan tenggelam dan binasa. Seperti asa yang berbahasa, seperti eloknya rupa taman lavender menyerbu jendela. Namun berpayung pada selang kegelapan yang tak pasti.

Dia menyepi bertepi pada kesenyapan yang mulai redup, indahnya tak lagi ingin dipandang. Harumnya tak lagi ingin dicumbui. Kerinduan sepi yang entah sampai kapan akan bersembunyi. Hingga tiba waktunya tersudut mimpi, berbaur dengan risau yang membelenggu bersama lelapnya harapan. Bukankah waktulah yang akan menjawab atas kuasa Sang Tuhan? Bukankah takdir akan tercipta tanpa perlu diberi aba-aba?

Violet bersemi dalam kesendirian. Ia terjebak seorang diri dalam drama yang meratap iba. Dalam asa yang tak lagi ada untuk kembali pulang ke rumah. Indah dan menyendiri adalah penebus hidup yang tak ingin terusik. Biarlah awan kelabu menjadi tirai keindahan yang akan berjalan beriringan dalam diorama lavender yang tak pernah tercipta. Tak terusik kebahagiaanya, tak terusik raganya. Dan bilapun tak akan pernah terpetik, tak diberi kesempatan untuk merubah warnanya, ataupun tetap beraroma sunyi. Lavender biarlah menjadi bunga berwarna violet yang tetap menjaga singgasananya. Tetap harum dan indah pada akar-akar kokoh yang menggenggam tanah, hingga tiba waktunya untuk layu, dan tersapu kenangan pilu.    

The world seems not the same.
Though I know nothing has changed,
It's all my state of mind,
I can't leave it all behind,
Have to stand up to be stronger.

I know,
Should realize,
Time is precious,
It is worthwhile,
Despite how I feel inside,
Have to trust it'll be alright.
Have to stand up to be stronger.


Rabu, 10 Oktober 2012

HADIAH TERINDAH

Sumber Gambar : Humanity Pages
Bayang-bayang rindu mengusik, bersama angin yang berhembus menemani beratnya langkah kakiku memijak tanah lembab. Jalan setapak sunyi memanjang ditemani berkas cahaya yang semakin jauh semakin menghilang. Karena kini, awan kelabu menggantikan rasa rindu menjadi pilu yang menunggu bersama seribu ragu.
Aku hanyalah sesosok manusia tak bertuan, tak bertujuan. Sendiri, hanya berkawan dengan langit yang seolah mengutukku menjadi pecandu kegelapan, Tenggelam di palung terjal tak berdasar, menyesali segalanya yang terjadi di hadapanku.
Saat ini, musim dingin bulan Februari ke-16 yang kulalui bersama hidupku. Namun, dari banyaknya jumlah umurku. Aku baru merasakan empat kali hari ulang tahun. Aku terlahir di tanggal langka. Dan mungkin, aku pun akan berakhir di tanggal langka pula. 29 Februari.
Tepat hari ini, di hari ulang tahunku yang ke-16. Aku tak menerima hadiah apapun dari orang-orang tersayang. Ayahku meninggal bulan lalu, sering aku berfikir untuk menyusulnya, melompati benteng takdir yang kokoh. Atau ketika kuingat pacarku selingkuh dengan sahabat sejatiku, sahabat sejatiku yang kini meninggalkanku begitu saja, setelah ia membawaku ke dunianya yang kelam. Ia terjerat narkoba, karena itu aku percaya sebuah pepatah yang menyatakan bahwa ’teman adalah cerminan diri kita’. Kini faktanya, aku pun terlibat dalam dunianya.
Kabisat ke-4 ini, mungkin akan menjadi kabisat terakhir dalam hidupku. Aku tak tahan lagi menghadapi semua ini. Aku berkembang jauh dari ibuku. Aku hanya sesosok benda mati yang terkurung dalam asrama sekolah yang menyedihkan, perasaanku telah termutilasi, dan semua luka tampak nyata di hadapanku.
Di jalan setapak yang kupijak kini, hanya ada aku dan sebuah pisau besar yang sedang kugenggam. Kutahan mataku agar tak berkedip, tak ingin lagi merasakan air mata kehilangan dan kerinduan tumpah dari kelopak mataku. Aku jenuh merasa kehilangan, aku jenuh dengan hidupku.
Tanpa berpikir panjang, kuletakan pisau tajam di pergelangan tanganku, akan segera kugores nadi ini, menghentikan semua kegilaan dunia yang menyerangku bertubi-tubi!
Namun, seketika, kurasakan getaran telepon genggam di saku celana jeans ku. Entah kekuatan apa yang memaksaku melihat layar telepon genggam itu.

My Lovely Mom is calling

”Hello... Honey, Happy Birthday, My Dear. I Miss you so… I Love You, with all my heart. Happy Birthday, Carla…”
Suara Mama mengalun tak henti di earpiece, tak menyisakan aku kesempatan untuk menjawab apapun, tapi sekaligus, memberi jeda untuk logikaku membela diri melawan perasaan.
Kupejamkan mata sekuat tenaga, terdiam, merasakan air mata dan tangisan tanpa suara. Hanya semilir angin kedamaian merasuk dalam jiwa. Seketika, kujatuhkan pisau yang kugenggam. Kubulatkan tekad untuk mengakhiri semua kebodohan ini dan berterima kasih atas hadiah terindah yang telah Tuhan berikan lewat ibuku.

Berupa, kesempatan hidup sekali lagi...

* * *

Seperti lilin yang bersinar saat gelap
Selalu ada harapan di tengah keputus asaan

Dan ketika kenyataan berkata lebih pahit dari takdir,
hanya satu yang dapat membuat kita bangkit kembali, HARAPAN

_Flash Story, By : Wicha Spicca Breeze_

Rabu, 03 Oktober 2012

WANDERING

Forest Steps, wurzburg, Germany

It feels so warm when you are near,
You are all I want to feel,
Tell me now, is this for real? 
It’s hard to breath.
We’re all lost in travelled time, cannot find my peace of mind,
When the sun will rise again, we’ll fly away

Take the stairs to the stars,
Wander long, travel far,

Someday

A summer breeze makes all of our winters freeze, 
Autumn leaves,
There’s no chance for spring’s romance, 
We linger on but leave the past behind us, 

Old lovers live it all anew,
But chances are so few.

Windows open up to life,
Put your worries all aside,
Sacred silence closes doors for opened eyes.

Take the stairs to the stars. 
Wander long, travel far,

Someday,
Always, 

A summer breeze makes all of our winters freeze, 
Autumn leaves,
There’s no chance for spring’s romance,
We linger on but leave the past behind us,
Old lovers live it all anew,
But chances are so few,
And choices are so true...


_Linger_ by : Epica.

*My Favorite Song All of Time*

Sabtu, 08 September 2012

KEHETEROGENAN

Blog bagi gw adalah tempat sharing pengalaman, tempat berbagi ilmu pengetahuan, tempat curhat, tempat ngasih info, tempat berpuitis-puitis ria, tempat segalamacam yang bisa kita kreasikan sekreatif mungkin sesuai kepribadian kita. Kadang, kita bisa menilai, atau setidaknya menebak-nebak sifat seseorang berdasarkan isi blognya, cara dia menulis, cara dia mengatur tata letak, cara dia bernarsis-narsis memajang apa yang biasanya dipajang, cara dia memberi informasi, dan cara dia menuliskan barisan-barisan curhat yang terselubung. #ehemm... 

Seharusnya saat ini gw sedang tidak berada di sini, gw seharusnya berada di halaman repository ipb. Mengubek-ubek apapun yang bisa diubek. Mencari-cari sumber penguatan pendapat demi pendapat untuk my beloved skripsi. Dan meski di papan Time Organizer depan mata gw tertulis “No Blogging! No Facebooking!” untuk sementara waktu. Tapi untuk posting blog, gw rasa tidak akan terlalu mengganggu hidup. Karena terkadang justru, kita mendapatkan kekuatan saat kita menulis. Lagipula, gw udah nganggurin blog lumayan lama, sampai nyaris lupa password pula. Dan untuk Facebook, berusaha meminimalisirkan penggunaannya dulu deh, demi kelangsungan kisah kasih gw dengan skripsi.

Dan gw malah blogwalking, hehehe… menebak sifat-sifat orang lewat blog, gw orang yang suka banget blogwalking, saking seringnya penasaran buka-buka link, sampai pernah terjebak dengan situs berbahaya.  -___-

Tapi gw tetep gak kapok, karena dengan blogwalking gw bisa membayangkan sendiri pengalaman-pengalaman temen-temen bahkan di belahan bumi terjauh dari rumah gw pun, asalkan lebih hati2 aja… lalu gw biasanya suka menebak-nebak sifat apa yang dimiliki penghuninya. Bukannya gw ingin bermain-main dengan prasangka, tapi itu hanya sekedar melatih kepekaan, berlatih memahami lebih dalam karakter orang.

Banyak liat blog yang isinya keren-keren banget, begitu informatif, tentang resep2 masakan, teknologi, pendidikan, olahraga, informasi kesehatan dll… begitu cerdas, begitu wow deh pokoknya, ada juga yang isinya jenaka, banyolan-banyolan konyol, ada yang puitiss, ada juga yang isinya foto-foto narsis dan textnya cuma sedikit, ada juga yang sangat religius sekali. Pokoknya berbagaimacam cara orang mengapresiasikan diri… Dan gw suka dengan itu. Makanya, blogwalking merupakan salah satu bentuk refreshing bagi gw, di saat mumet melanda dunia persilatan. #daripada nonton tv, gozip lagi gozip lagi.

Mungkin banyak juga tipe manusia selain gw yang suka blogwalking dan menerka-nerka makhluk jenis apa penghuninya. Termasuk orang-orang yang pernah berkunjung, mungkin mengira-ngira makhluk macam apa gw itu…

Jujur gw bingung banget, sudah terhitung 8 orang yang menganggap gw adalah simpatisan partai tertentu, 8 orang!!! DELAPAN ORANG PEMIRSAAA!!! Bukan 2 bukan 3. Bukan pula 4. Tapi sudah DELAPAN orang yang menganggap gw adalah tim sukses suatu partai tertentu. Ohh… My…

Jujur, padahal, gw beneran kagak ngarti sama yang namanya partai-partaian. Kalau pemilu pun, gw pasti menuruti apa nasihat orangtua. Dalam norma agama, sosial dan budaya kan kita emang disuruh berbakti kepada orangtua, nahh… gw Cuma mencoba untuk taat dan patuh pada seruan orangtua untuk memilih partainya Pak Amin Rais, karena beliau ngefanss berat sama Mr. Rais ini. Lalu, kenapa delapan orang itu menebak gw adalah simpatisan partai lain???

Sumpah yaa… ini postingan sudah tak tentu arahnya, udah ngomongin blog sampe ke partai. Tapi emang ada hubungannya sih. Beberapa orang dengan melihat blog gw sekilas udah nyangka gw simpatisan partai tertentu... Sekalian aja ntar gw pampang foto pejabat-pejabat dan lambangnya. Udah kepalang dicap sebagai simpatisan partai itu. Hahaha… sekalian aja gw pajang dah tuh foto petingginya.

Ada pula temen yang protes, karena dia gak bisa buka blog gw lewat hp, karena kb’nya terlalu gede. Jadinya boros juga kalau buka pake hp yang tak terdaftar paket internet. Sebenernya, gw sengaja gak meng’cut’ tiap postingnya untuk memudahkan pengunjung membaca sampai akhir cerita beberapa posting sekaligus di halaman itu juga tanpa harus mengklik ‘see more’. Meskipun terkesan panjang banget kayak kereta api yang gak ada ujungnya. Tapi, ya itu… intinya gw sekedar ingin memudahkan, bukan malah memboroskan, toh bisa kan di hp pun diatur jadi versi mobile, yang pastinya bakal lebih irit lagi. Dan masing-masing orang punya cara-caranya sendiri,  kebebasan masing-masing individu mau mengatur seperti apa.

Untuk bahasa dan topik, maaaf semaaf-maafnya untuk para pengunjung yang budiman dan semoga dirahmati Allah, kalau gw sangat tidak konsisten dalam menulis. Kadang pake aku, saya, gw, urang, ambo, beta,,, bahkan gw berencana pengen posting pake bahasa sunda. Tapi kurang PD, karena gw tau, gw hidup di Bogor, numpang Brojol doang di Bandung. So, bahasa Sunda gw pasti bisa membuat para nenek-nenek sakit hati jika membacanya. How rude. -_-

Makanya gw kurang PD menggunakan bahasa Sunda jika sedang berbicara dengan orang yang lebih tua… tapi kalau ke temen sebaya sih… sudah tidak ragu2 lagi nyebut sia aing maneh ngajedog.

Pokoknya, dalam masalah rasa bahasa, tergantung mood… Kadang gw bisa jadi sangat melankolis sekali, tapi suatu saat gw pun bisa menjelma menjadi orang cuek yang ceplas-ceplos. Intinya mah, just the way you are lah! Masing-masing orang itu istimewa dalam perbedaan… dan kita gak bisa dipaksakan untuk menjadi sama.

Seperti halnya pada Data. Kalau homogen, gak akan berasa saling melengkapi, pasti gak akan ada yang SIGNIFIKAN!!! #maaf, kesel skripsi kebawa2.

Pokoknya, karena perbedaan itulah hidup kita menjadi lebih berwarnaaaa… ^____^

Akhir kata, sebelum melanjutkan Revisi, mohon maaf lahir dan batin yaa..., tidak ada kata terlambat untuk memohon maaf setulus jiwa dan raga. Mohon maaf Jika ada salah-salah kata yang tak sengaja saya tuliskan di blog ini, ataupun di manapun saya menulis. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah, dan kekurangan adalah memang milik saya, hamba-Nya.


Jumat, 17 Agustus 2012

PENCARIAN

Horreyyy… Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tahun ini akhirnya tiba juga. Malam ini, saya jadi merenung sendiri deh. Soalnya belum banyak yang saya lakukan di bulan suci ini =,=. Dosa-dosa dan lalai-lalai masih selalu ada setiap harinya. Astagfirulloh....

Tapi, saya gak mau bilang, ‘wajar lah, kan setan emang tersedia tiap hari’. Hehe, berhubung bulan ini bulan baik, saya gak mau ngegosipin setan jenis apapun. Karena di posting kali ini saya mau mengucapkan selamaaaaat… kepada orang-orang yang Alhamdulillah, akhirnya menemukan jalan yang benaaar.

Jujur, saya malu banget, bro! ngeliat orang-orang yang hidup di luar negeri, yang pada umumnya penduduk di sana banyak yang non-is, bukan negara islam pula, tapi ibadahnya udah bagus banget. 

Lebih lagi kemaren, saya inget orang-orang yang saya tau dan baru memeluk agama islam tapi semangat mempelajari islamnya bisa melebihi orang yang udah islam dari lahir *seperti saya. +____+

Sebelumnya, saya sempet mikir, sebenernya, takdir itu gimana sih? Ada orang-orang yang dilahirkan dari keluarga yang non-is, di tempat yang jauh juga dari sentuhan islam. Lalu, ketika mereka lahir, dengan wajah tidak berdosa, bayi-bayi yang gak tau apa-apa itu tidak diperkenalkan dengan islam sama sekali oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jadi, bagaimana mereka bisa melihat cahaya islam, jika itu gak ditanamkan di kehidupan sehari-harinya. Bagaimana bisa setelah dewasa mereka dikatakan kafir dan berdosa jika belum memeluk agama islam?

Sempet juga berpikir bahwa, mungkin aja, kalau saya terlahir di keluarga yang bukan beragama islam dan di tempat yang tidak memperkenalkan ajaran agama islam. Saya akan buta sama sekali mengenai pencarian jati diri, dan tetap mengikuti agama keluarga saya. Jadi, saya sempet juga ngerasa, ‘kok gak adil ya’, atau, ‘kasian ya’, dan juga sekaligus bersyukur sendiri karena saya dilahirkan di keluarga muslim, di tempat yang mendukung pula.

Tapi, tenang, saya bukan ingin menyalahkan takdir, apalagi mengatakan Allah gak adil. Sama sekali enggak. Saya Cuma manusia biasa yang suka penasaran-penasaran gak jelas, dan suka tiba-tiba muncul pertanyaan gak jelas juga. Dan beberapa pikiran dan pertanyaan yang sempat melintas itu sebenernya udah saya tau juga jawabannya. Bahwa Allah dalam memberikan hidayah itu sesuai kehendak-Nya. Dan saya sangat merasa bersyukur, lahir di keluarga pemeluk islam. Dan tentang segala aturan kafir atau bukannya, itu ya emang udah ada aturannya dari Allah.

Balik lagi ke para mualaf tadi, sekali lagi, beneran deh, saya jadi malu luar biasa sama Allah dan hidup saya sendiri, jika dibandingkan dengan orang-orang yang tadinya ‘non-muslim’ yang mencari-cari jati diri, yang mencari-cari jalan kebenaran, meski pasti banyak tantangan, hambatan, rintangannya. Tapi mereka bisa dengan tegas mengucapkan dua kalimat syahadat, lalu belajar dengan serius mengenai islam.

Tentunya, tantangannya pasti lebih besar daripada kita-kita yang udah difasilitasi oleh orangtua dan lingkungan. Jangankan yang mualaf, saya sendiri kadang ngerasa belum bisa mengamalkan aturan-aturan yang sebenernya saya sudah tau itu boleh atau enggaknya, tapi tetep saya langgar. Karena masih terbatas tradisi-tradisi yang ada dalam keluarga, yang kalau kita tidak melakukan tradisi itu, dirasa kurang afdol. X___X dan ini susaaah bangett diperanginya. 

Balik lagi, sebenernya saya ingin mengucapkan selamaaat kepada Renata Novomestka yang telah memeluk agama Islam, tiga minggu sebelum Ramadhan tahun ini. Kenapa saya bahas Renata di sini, soalnya, dia salah satu orang yang menginspirasi saya tahun lalu, terutama karena kemandirian dan ketangguhannya. 

Nih, yang belum tau siapa itu Miss Novomestka... Seorang mahasiswa pertukaran pelajar dari Valasske Mezirici, Ceko, yang belajar di Sekolah Tinggi kejuruan di Pamengpeuk, Garut, usianya 24 tahun. Miss Novomestka atau yang dikenal dengan sebutan 'Rene' ini adalah salah satu housemates acara Bigbrother yang diadakan tahun lalu (2011), dan memperoleh gelar Juara 3. 


Tahun yang lalu, ada acara di TransTV yang namanya ‘Big Brother” singkatnya, itu acara sebenernya bukan acara pencarian bakat, tapi acara yang menurut saya lebih dari sekedar pencarian bakat lahir semata. Tapi juga bakat-bakat abstrak yang berupa pertahanan diri, kesungguhan, kebijaksanaan, kesabaran, ketangguhan, ketulusan, dan kejujuran.

Saya tau, ini udah basi banget, di tahun ‘dua ribu dua belas’ gini bahas acara tahun ‘dua ribu sebelas’ itu artinya udah satu tahun berlalu. tapi beneran deh, acara ini membuat saya bener-bener merasakan KKP sebagai ajang yang ‘sama’ seperti acara Big Brother. Hidup itu amanah, dan memang haruss kita jalani sebaik-baiknya hidup.

Kembali lagi ke Renata, alias Rene. Hampir setiap hari saya memperhatikan acara itu, dan yang paling membuat saya berkesan adalah karakternya Rene yang Kuat. Kuat di sini bukan artinya dia paling berkuasa, banyak bicara, sok pemimpin, sok paling bener, sok ngatur. Justru pada awalnya Rene itu terlihat sangat minoritas sekali diantara para housemates2 lainnya, sangat apa adanya dan suka duduk menyendiri di pojokan, padahal yang lainnya berkumpul2 ria bergosip2 seru. Intinya dia gak begitu eksiss lah… Gak seperti beberapa temennya yang kadang suka mendominasi.

Tapi, lama kelamaan, dengan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka, saya mulai memperhatikan bahwa Rene itu sungguh-sungguh orangnya. Entah karena emang dia bule,,, hehe, coz katanya sih itu yang ngebuat orang Indonesia kalah canggih sama orang2 luar. Dalam masalah ‘sungguh-sungguhnya dalam menjalankan tugas atau amanah’.

Di saat orang-orang tidur-tiduran, males-malesan, gossip-gosipan, si Rene ini justru ngasih makan kambing yang harus dijaga housemates. Dia itu netral, apa adanya, gak berusaha terlihat menonjol. Dia itu menonjol yah karena dia sungguh2 dalam menjalankan tugas, dan sifatnya juga baik, netral. Gak berkoalisi dan gak penjilat. Makanya penonton yang bisa menilai, meskipun dia bule, keluarganya pada di Ceko, tp poling sms dia selalu tinggi. Sampai akhirnya masuk 3 besar.

Tapi Renata ini udah jadi orang Indonesia tulen lho… meskipun saya rada-rada heran, kenapa dia nyangkut di pedalaman Pamengpeuk, Garut ya? Hehe, padahal kan orang Ceko. Lagi-lagi takdir Allah yang membawa dia ke sana. Bertemu orang-orang baru di Indonesia, mengikuti acara big Brother, dan… ada beberapa episode yang membuat saya nangis Bombay di depan tv saat nonton big Brother.


Saat itu, satu tahun yang lalu, bulan puasa juga, di rumah big bro nuansanya jadi sangaaat islami sekali. Saur bersama, buka puasa bersama, taraweh juga. Housemates udah semakin sedikit, tapi ibadah-ibadah tetep berjalan, waktu itu Alan yang jadi imam sholat taraweh, Tengku, Sinta jadi makmum, setelah itu mereka ngaji di mushola rumah megah itu. Dan si Rene itu ngintip, duduk di depan pintu dengan wajah yang ngebuat saya pengen nangis asli. Kayak wajah-wajah sedih dan terharu… dia ngeliat Alan, Tengku, dan Sinta sholat dan ngaji di mushola. Akhirnya si Rene ini curhat sama Big Brother. Dia penasaran dengan Islam, dan menurutnya Islam itu indah dan mendamaikan.

Mungkin kalau saya yang cerita di sini jadi kurang mengharukan, harus liat dan merasakan sendiri adegannya, haha... sampai saya bener-bener mendoakan Rene supaya masuk Islam. Dan ternyata bukan saya aja yang mendoakan. Banyaaak banget, di official threadnya big brother di kaskus maupun fanspagenya di fb, banyak banget yang terharu sama adegan-adegan Rene yang penasaran tentang Islam. Banyak juga yang mendoakan. Sampai fansnya Rene menghadiahi Rene Al Quran.

Rene pun akhirnya bilang ke big brother bahwa setelah baca terjemahan Al Quran, dia tertarik mempelajarinya dan dia pengen belajar sholat dan puasa. ^___^


Setahun lamanya gak denger kabar para housemates big Brother. Saya kaget waktu kemaren liat acara kultum Ustad Maulana sebelum buka puasa ada si Rene lagi ngedengerin ceramah dengan sangat seriuss dan bertanya beberapa pertanyaan mengenai Islam ke Ustad yang ceramahnya. Malem-malemnya padahal saya tiba2 mimpiin Rene masuk islam. Ehh… sebelum maghrib saya liat Rene yang udah lama gak muncul di tv, tiba2 ada di acara kultum. Dan dia pake jilbab. :D


Alhamdulillah… ternyata Rene memang baru tiga minggu memeluk Islam dan sangat ingin belajar Islam lebiih dalam. 

Jujur, Bro, saya terharu banget sama kejadian Rene mualaf ini, pencarian jati diri yang cukup penuh hambatan dan rintangan... dibanding kita yang emang lahir di keluarga muslim.... saya pun tau adegan tahun kemaren waktu dia duduk sendiri terharu ngintipin orang sholat, saya liat ekspresi wajah dia yang mupeng… pengen ikut sholat dan puasa juga, pengen bisa baca Al Quran juga, kayak housemates yang lain. Dan puncaknya… saya baru tau tadi bahwa Rene akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat tiga minggu sebelum Ramadhan tahun ini. Terlebih saya pernah baca artikel bahwa Rene itu dulunya aktivis gereja. Bahkan untuk masuk islam itu, banyaaaak bangett yang nyela, dari keluarga lah, dari fans2nya juga, dll.

Perjuangan mendapatkan Islam itu suliiiit banget bagi orang-orang tertentu. Kita yang udah Islam dari sononya. Kenapa ya masih suka gak merasa bersyukur atas keislaman kita. *dalam hal ini saya maksudnya* gak bersyukur itu banyak macamnya, suka males-malesan belajar mendalami agama, itu salah satu jenis tidak bersyukur menurut saya. Padahal justru kita harus memanfaatkan kesempatan yang udah Allah berikan sama kita ini. 

Terlahir sebagai seorang muslim di keluarga muslim itu anugerah terindah bagi saya. Namun entah kenapa, saya cukup jarang memanfaatkannya.

Astagfirulloh, saya malu banget dah pokoknya klo inget para mualaf2 yang rajin belajar agama.

Tapi saya bakal berusaha menjadi versi saya yang lebih baik lagi. Usaha itu butuh proses, butuh waktu, butuh kemauan. Semoga kita semua bisa menjalani prosesnya dengan baik. Amiiiin.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya pada kita semua.

***
Sumber gambar Renata Big Brother : Official thread BB Indonesia (Kaskus)