Jumat, 03 Desember 2010

CERITA TENTANG DIA

Setiap langkah mengelabui, menipu dan memaksa. Aku tak ingin berkisah dengan paksaan. Menceritakan hal apapun yang dunia inginkan. Tentang sang matahari yang tak pernah kehilangan panasnya. Atau tentang daun-daun berserakan pasrah diterjang kematian yang melayukan tubuhnya.

Sesosok rambu menghampiri sebagai pertanda ketidakberdayaan. Aku tidak ingin melihat kekacauan jalan raya yang menghadang arah pandang mata. Aku ingin merasakan air hujan memecah kekeringan dan melihat burung-burung bahagia dengan gerimis, tak mau menyaksikan cinta yang terkapar, terabaikan dalam waktu yang lama.

Mungkin dia tak pantas menjadi ilalang yang tumbuh subur, dia hanyalah seekor ulat menjijikan yang bahkan tak bisa bermetamorfosis. Ia hanya bisa menikmati sisa hidupnya sendiri dalam kurungan rasa malu dan kutukan sang waktu.

Dia ingin bermanfaat bagi orang lain, namun bukan berarti ingin menjadi orang yang mudah dimanfaatkan. Tapi, kenyaataan ini membunuh kekuatannya untuk tetap berdiri menghalau segala rintangan yang menghadang. Dia menyerah dengan cara yang selama ini mereka ajarkan pada dunia, tentang ketulusan yang tak pernah mencapai kata sejati. Atau keikhlasan yang tak bisa dirasakan sepenuhnya. Bagai hidup di atas rerongsokan kotor, terbungkus karung, terikat kuat, terbelenggu, lalu dinaikan ke atas mobil dengan tampilan depan seperti monster. Tak lebih berharga daripada sampah...

Dia tak mampu lagi berpikir untuk apa hidupnya tetap berlangsung, jika yang bisa ia lakukan hanyalah menunggu datangnya hari kepastian yang tanpa ujung...

sumber gambar : tripadvisor.com


1 komentar:

Ada tanggapan???