Kamis, 03 Februari 2011

SweeT Sacrifice (Belajar dari Para Hewan Kurban)

Udah lama mau bahas tentang ini, harusnya saat idul adha, Tp, tertunda beberapa waktu karena lupa. Dan sekarang teringat lagi.

Apa hubungannya kata ‘Sweet Sacrifice’ dengan Idul Adha, sekilas saja memahami makna pasti semua tahu. Bahwa saat Idul Adha adalah waktu yang paling indah untuk berkurban. Indahnya berbagi, berkurban dengan ikhlas, untuk mendapatkan Ridho Allah semata.

Hal yang ingin kubahas saat ini memang bukanlah tentang hewan kurban. Jika dianalogikan pun, sepertinya tidak ada aspek yang sama kecuali *Keikhlasan* dan *Ketulusan*.

Sebelumnya,

Bisakah kita mulai berpikir, bahwa sebenarnya, tidak ada hal yang lebih membahagiakan dari telah membahagiakan orang lain? Bisakah kita berfikir bahwa tugas dan amanah kita hidup di dunia ini untuk beribadah kepada Allah? Tentu saja, aq yakin, jawaban banyak orang, pasti bisa.

Bukan aq protes pada mereka yang tidak bisa berpikir seperti itu. Bahkan, kadang, aku masih tidak bisa berpikir seperti itu secara sempurna. Masih saja ada bisikan2 saiton yang menguasai pikiran.

Ini masalah perasaan. Coba bayangkan, jika kita membuat sebuah panti asuhan, apakah kita digaji? Apakah kita mendapatkan materi berlimpah karena itu? Menurut teori ekonomi berbasis dunia. Membuat panti asuhan berarti menambah biaya pengeluaran. Karena banyak jiwa yang harus kita urus. Dengan begitu, tabungan kita pun akan berkurang.

Tp teori ekonomi sejenis itu tak bisa menghitung jumlah hikmah dari Tuhan. Tentu, manusia mulia yang bersedia membangun panti asuhan adalah manusia yang sudah siap secara materi, dan berniat dengan tulus membuat panti asuhan, tanpa mengharap imbalan apapun. Baginya, membahagiakan orang sudah cukup membuat dia merasa bahagia. Kebahagiaan, perasaan damai yang ia rasakan, adalah anugerah dari Tuhan. Karena, akan terasa lebih tulus jika kita meyakini dalam hati,

*Biarlah Allah yang menggajiku*

Dan untuk hal yang kumaksud, begitu berat memang rasanya memberi dengan syarat, berkorban dengan batasan. Jika aq mampu, aq ingin membahagiakan semua orang. Tapi, sayangnya aq tak bisa melakukan itu.

Lagi-lagi karena keterbatasan, lagi-lagi karena aq tak punya kekuatan yang sangat besar untuk dapat menjangkau perasaan bahagia mereka.

Maaf atas segala keterbatasan yang kumiliki ini...

Aku akan tetap belajar dari hewan kurban, yang memiliki insting sebagai ’sweet sacrifice’. Menyedihkan memang, tapi akan indah pada waktunya... :)

Sumber Gambar : iniblogakuyer.blogspot.com


2 komentar:

  1. what a nice sharing, girl. thank you

    i happy to read your posting. may i request for the friendship posting?

    this is just a request. i'm sorry if you don't like me or/and my request/comment or anything else. i'm sorry...

    thank you so much before

    BalasHapus
  2. Nice post! :)

    Semoga hati ini bisa selalu tulus...

    BalasHapus

Ada tanggapan???