Selasa, 05 Oktober 2010

BECAUSE OF YOU


Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama…

Kesalahan yang telah kau lakukan…

Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi,

Hatiku terlalu sering mengalami penderitaan...

Aku tidak akan menyalahkan cara yang kau ajarkan padaku,

Cara yang begitu sulit…


Aku berusaha memahami dengan keras, untuk tidak membiarkan hal itu terjadi…

Karenamu…

Aku tak pernah tersesat terlalu jauh dari jalan menuju rumah.

Karenamu…

Aku selalu belajar dan bermain di tempat yang aman, agar aku tak terluka...


Karenamu…

Aku sulit mempercayai orang lain,

Aku sulit mempercayai bahwa tak hanya aku,

Namun banyak orang di sekeliling, Mengitariku…


Karenamu…

Aku menjadi penakut...


Aku kehilangan arah…

Aku tidak sanggup menangis.

Aku hanya bisa melihat gurat kelelahan di sorot matamu,

dan terpaksa berpura-pura,

Untuk tersenyum, tertawa setiap hari, di sepanjang hidupku.

Hati ini lelah, namun tak punya waktu untuk beristirahat dari kepalsuan dan keterpaksaan itu.

Hingga aku merasa tidak bisa untuk memulainya lagi dengan caraku sendiri…

Aku mendengar kau menangis, setiap malam dalam tidurmu.

Aku masih sangat muda, kau seharusnya peduli padaku.

Kau tak pernah memikirkan orang lain

Kau hanya fokus pada rasa sakitmu sendiri.

Dan sekarang aku menangis

Di tengah malam

Untuk hal yang sama,

Hal yang dahulu membuatmu menangis…



Karenamu

Aku mencoba cara tersulit untuk melupakan semuanya…

Karenamu..

Aku tidak tahu bagaimana cara mempersilahkan orang lain masuk dalam kehidupanku…


Karenamu

Aku malu dengan hidupku yang begitu hampa dan kosong…


Karenamu…

Aku menjadi takut menjalani hidup…

Menjalani segalanya...


(based on 'because of you' song lyrics-Kelly Clarkson)


Jumat, 01 Oktober 2010

Anggap : Bukan Keluhan Konsumen

Bismillah,

Boleh ya, kali ini gw menulis sesuai apa yang ada dalam hati gw? Cuma ingin menjadi diri sendiri dulu. Gak mau nurutin aturan dalam kepenulisan yang katanya harus tidak mengandung unsur SARA dan pencemaran nama baik. Terserah, persepsi orang apa tentang posting gw hari ini, yang mungkin sangat blak-blakan dan putus asa sekali. Gw manusia biasa yang bisa mengeluh. Mengeluh itu gak dosa, mengeluh itu gak dilarang, tergantung situasi dan kondisi. Keluhan konsumen mungkin bisa membuat penyedia layanan barang dan jasa suatu produk menyadari kekeliruan, kelalaiannya dalam memberikan service yang memuaskan konsumen. Begitu juga gw. Gw adalah konsumen pendidikan dan gw pun berhak mengeluh karena itu.

Mungkin, beberapa tahun yang lalu, gw bisa berkata bohong, lain di mulut lain di hati tentang perasaan gw sama sesuatu hal. Mungkin yang salah hanya sudut pandang aja, gw juga gak nuntut banyak, gw hanya ingin mencurahkan isi hati, bahwa kayanya, jalan yang telah gw pilih selama ini, udah salah.

Sekali lagi, dengan sangat hormat, bukan jurusan gw yang salah. Tapi gw yang salah memilih. Kembali lagi, ini masalah sudut pandang dan kenyamanan aja sebenernya. Harusnya dari dulu gw sadar, gw bukan pembelajar di bidang IPS. Mungkin otak gw IPS, tapi entah kenapa semangat belajar gw itu IPA banget. Gw gak suka yang abstrak-abstrak. Bukan berarti Ilmu sosial itu buruk dan enggak banget, itu salah banget, ilmu sosial itu keren banget kok. Liat aja, banyak politisi-politisi dan anggota-anggota DPR sukses, karena emang dia bisa berfilosofi dengan kata, mengemukakan pendapat, berbicara di depan umum, hafalannya mantap. Menyampaikan topik-topik yang abstrak. Pokoknya salut banget sama beliau-beliau. (Meski sekarang banyak demo yang menyudutkan para petinggi negara yang ’katanya’ hanya mengumbar janji, bukan bukti)

Gw juga suka hal-hal itu sebenernya, hanya aja gw gak bisa membicarakan hal yang abstrak. Entah karena gw blm sampai pada tahap formal operasional, tahap akhir teori kognitif menurut Jean Piaget, atau emang gw gak berbakat melihat sesuatu yang abstrak, dan terlahir untuk menjadi pemikir tekun yang sudah jelas bentuknya. Seperti jika kita sedang meneliti fosil, mengamati bakteri-bakteri dari mikroskop, meneropong bintang, mengamati orbitnya, ataupun berjam-jam di depan komputer sambil berpikir dan belajar memahaminya.

Sungguh mungkin, gw GAK PINTAR dan GAK BERBAKAT dalam ilmu-ilmu seperti itu. Terbukti, waktu SMA, nilai-nilai mata pelajaran MIPA gw bobrok abis. Tapi, yang gw rasa, di sana tetep ada semangat belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi tentang hal-hal itu. Yang membuat gw ingin mengerti tentang hal-hal sulit. Sehingga kalau belajar dengan tekun, baru bisa mahir.

Sekarang gw baru sadar, yang kita dapatkan harusnya bukan sesuatu yang kita INGINKAN! Tapi, harusnya yang kita BUTUHKAN! Emang salah gw juga sih dulu, gak berpikir panjang.

Ada salah satu temen yang ditanya dosen, ”Dalam seminggu ini, hal baru apa yang telah kamu dapatkan?” karena memang topik kuliah waktu itu tentang ’hal-hal baru’ yang harus kita peroleh setiap harinya. Teman gw itu jawab, ”saya mengambil minor Manajemen Basis Data. Dalam seminggu ini, saya belajar ilmu pemrograman, basis data. Saya jadi tahu cara membuat web, sebelumnya saya tidak bisa, tapi sekarang saya bisa membuatnya.” yahh... pokoknya kurang lebih seperti itu.

Dengan jawaban teman gw itu, gw semakin yakin, banyak hal yang gw lewatkan. Jawaban itu. Mungkin beliau tidak merasakan telah membuat gw semakin sadar. Tapi secara refleks dan tidak langsung, itulah faktanya. Hal yang baru itu, kenapa beliau tidak menyebutkan, ”Dari pelajaran Mayor saya, saya jadi tahu.... bla bla bla... yang sebelumnya saya tidak tahu... bla bla bla... hingga setelah belajar hal itu, saya jadi tahu.” (Kenapa harus Minor yang beliau utarakan? Kenapa gak ambil contoh mayor? Bukankah beliau lebih banyak menghabiskan waktu belajar di mata kuliah mayor?)

Intinya, jawaban itu sangat jujur beliau ungkapkan, secara tulus. Tanpa dipengaruhi siapapun. Jawaban itu berasal dari alam bawah sadarnya. Yang memaksanya berkata jujur dari hati. Tentang hal baru yang beliau telah dapatkan.

Jujur, gw ingin lebih mengenal diri sendiri. Gw adalah seorang manusia yang suka mengetahui hal-hal baru, yang belum gw ketahui sebelumnya, tidak suka diingatkan berkali-kali, hal yang gw udah tahu diingatkan kembali berkali-kali sampai lebay. Mengingatkan boleh, bagus malah, tapi kalau berlebihan juga gak baik kan? (karena biasanya gw malah suka melanggar, kalau diingatkan berkali-kali secara lebay), gw ingin perasaan sadar itu naluriah dan secara wajar diterapkan jika itu harus. Tidak usah dilebih-lebihkan, gw pembelajar yang semangat jika ilmu itu tidak abstrak. Gw ingin punya keahlian, gw suka real action, bukan sekedar NATO. Gw adalah pekerja yang tekun dan terstruktur. Gw mampu diam berlama-lama di depan komputer sambil berpikir dan bekerja, meski kadang juga main games, chating dan nonton film.

Gw adalah seorang silent thinker...

Tapi gw juga suka ngajar, jika ilmu yang akan gw ajarkan itu bersifat Konkrit. Ada beberapa orang teman, untuk beberapa kasus, gw mengerti tentang matematika (gw g bilang gw jago mate) hanya aja ada kalanya gw mahir dlm beberapa materi tertentu (gara-gara belajar sungguh2 banget). Ada teman yang bilang, gw itu enak ngajarnya. Dari dasar banget, pelan-pelan tp tepat sasaran. Jadi orang yang gw terangin itu ngerti.

Biologi, fisika, kimia juga sama, gw senang menerangkan hal-hal konkrit. (sekali lagi, gw gak bilang gw ahli dalam bidang-bidang ilmu itu, hanya ’ada kalanya gw ngerti beberapa hal’ dan ngajarin hal-hal yang kita ngerti sama orang yang gak ngerti sampai ngerti itu puas banget rasanya).

Pernah juga saat ada orang yang buta samasekali tentang excel n word, minta diajarkan, beliau pada akhirnya sangat paham dengan apa yg gw ajarkan. Beliau malah berkomentar, aku kreatif menggunakan perumpamaan ketika mengajar, sehingga ia lebih mengerti. Itulah kenapa gw tau, rasanya seorang guru pasti seneeeng banget kalau muridnya mengucap kata ”Oooohhhh.” (tanda mereka mengerti).

TAPI, gw gak bisa berbicara tentang hal-hal yang abstrak. Jangankan berbicara. Berpikir pun kadang buntu dan gak semangat. Gw akui, itu kelemahan gw. Dan saat ini, gw harus mencintai hal-hal abstrak, yang sebenarnya simple, namun complicated untuk dijelaskan.

Hmm... kawan, salahkah gw yang merasa, seharusnya masalah simple jangan dirumit2kan. Bukannya yang kita butuhkan adalah orang yang bisa menyederhanakan hal yang rumit?

Gw hanya merasa, semua yang HARUS gw lakukan itu sangat berlebihan untuk kasus-kasus ’seperti itu’. Masih banyak cara yang lebih efektif untuk mengefisienkan ilmu agar lebih aplikatif lagi. Tidak sekedar NATO, ataupun apalah itu presentasi atau makalah yang gara-gara mepet deadline dengan terpaksa akhirnya kita copy-paste.

Jujur, gw sangat tertekan dengan itu...

Biarpun ada orang yang bilang, ”Ahh.. kamu mah gak bisa teh tapi nilainya tetep bagus.”

Apalah artinya huruf mutu, Kawan? Bukankah yang kita butuhkan adalah ilmu?

Jumat, 24 September 2010

Someone Behind Me

Belakangan ini, aku ngerasa hampa, hancur, remuk, cacat hati dan jiwa! Aku bukan manusia yang sempurna, aku manusia biasa yang gak akan pernah luput dari dosa.

Apa ada manusia yang hidup tanpa melakukan dosa, seumur hidupnya?

Entah kenapa, aku ngerasa ada sesuatu yang lain dalam diri ini. Ada kalanya, aku menjadi manusia yang taat, bijaksana, baik, dan penuh tanggungjawab. Tapi tiba-tiba bisa lebih jahat daripada setan.

Kadang aku benci dan muak dengan sisi jahatku. Setiap hari, kutemukan orang-orang baru datang dan pergi begitu saja, teman lama menyapa, atau saat sedang bersama sahabat-sahabat dan keluarga. Aku merasa asing dengan hidup ini. Dengan hidupku sendiri.

Aku bisa terlihat seperti seorang yang wajar, sangat wajar, layaknya gadis yang penuh kepolosan dan sopan santun, teman yang baik dan menyenangkan, penyuka humor sarkastis, namun tidak ada yang tahu sisi jahat dalam diri ini. Tak ada yang tahu, tak ada yang curiga, hingga mungkin barisan tulisan ini membuatmu bertanya-tanya. Aku tak akan sanggup menceritakan kejahatanku. Karena sesungguhnya, aku ingin membuang sikap buruk itu, yang selalu membuatku ingin meracuni diri sendiri, hingga tak akan terbangun lagi selamanya. Agar aku berhenti melakukan dosa-dosa.

”Mengakhiri dosa dengan berbuat dosa.” pikiran itu terlalu ’cerdas’ dan aku bukanlah orang yang ’cerdas’ itu. Kadang kecerdasan membuat kita bodoh dan tak mau belajar, hingga salah langkah, berakhir dengan mengenaskan. Banyak orang yang sangat ingin mati, dengan sengaja. Padahal, dia tak perlu repot-repot mencari kematian, karena jika sudah waktunya, kematian itu pasti akan datang, siap ataupun tidak siap.

Mungkin, banyak orang yang juga merasakan masalah sepertiku. Sebut saja, ’hasrat ingin menyakiti diri sendiri’. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan masalahku. Aku bisa menyembunyikannya dari orang lain. Tapi aku tidak bisa menyembunyikannya di hadapan Tuhan. Dia akan terus menatapku, menatap setiap langkah yang kulakukan, dan aku membenci saat-saat di mana keinginan itu datang. Keinginan untuk menganiyaya diri sendiri. Membuatku merasa cacat lahir dan batin. Keinginan yang tiba-tiba muncul, terlintas dalam fikiranku, dan terlaksana dalam setiap hal yang ingin kubuang jauh-jauh, namun pada akhirnya aku tak bisa menghindar lagi, aku tetap menyakiti diri sendiri.

Entah berapa goresan, atau sayatan luka yang kubuat, bahkan lebih parah dari itu, luka yang bisa membuatku cacat seumur hidup, luka yang bisa membuatku menjadi orang yang tak normal, luka yang bisa membuatku menyesal seumur hidup.

Ya Allah ya Tuhanku, hamba tak mau memiliki keinginan seperti itu lagi, hamba ingin menjalani hari-hari seperti biasa, seperti sisi baikku yang terkadang datang lebih awal, namun kadang tidak datang sama sekali. Hamba tidak ingin memiliki perasaan itu.

Dari sejak kecil.. aku ingat... hal itu sudah berlangsung sejak aku kecil. Keinginan itu sangat menakutkan. Menghantui langkahku...

Andaikan aku menyadarinya, berapa banyak cacat yang kusebabkan akibat aksi konyol itu. Astagfirullah’aladzim Ya Allah...

Hamba tahu, manusia memiliki keanehan masing-masing. Ampuni keanehan sifat hamba yang cenderung puas dengan menyakiti diri sendiri.

Bimbing hamba agar saat pikiran itu terlintas dalam diri hamba, hamba akan berlari menghindarinya, menghapus semua bayangan setan yang menyesatkan.

Aku ingin melangkah, berlari... mendekatiMu,

Meski langkah ini terkadang terhenti, bahkan terjatuh,

Aku tahu, Kau tahu,

Bahwa sesungguhnya....

Sejak lama, CintaMu berlabuh dalam hati ini.

Orang – 0rang datang dan pergi tanpa ada yang bisa menolong.

Hanya CintaMulah yang dapat menolong...

Sumber gambar : www.mtbshorts.co.za

Senin, 06 September 2010

LORONG GELAP ASRAMA

Asrama… Apa yang kalian pikirkan tentang bangunan yang disebut asrama? Mungkin tak usah kujelaskan, karena begitu banyak persepsi berbeda mengenai gambaran bangunan yang disebut asrama. Bagiku, tinggal di asrama bersama dengan orang-orang yang berbeda suku pasti sangat menyenangkan. Namun, tak pernah terbayangkan, apa yang akan terjadi di sana.

Pertama kali aku menginjakan kaki di asrama yang akan kutempati selama satu tahun, perasaanku biasa-biasa saja, namun terkadang ada hawa-hawa dingin menjalar ke seluruh tubuh, saat menaiki tangga demi tangga dan saat menjelajahi setiap lorong yang kupijak. Wajar, saat itu sedang musim dingin.

Mahasiswa baru diwajibkan tinggal di asrama selama satu tahun masa persiapan bersama. Kebetulan aku mendapat bangunan asrama baru di sebelah asrama putri lama, asramaku lebih tinggi, enam lantai, lantai terakhir adalah lantai tak beratap, tempat menjemur pakaian. Mendapatkan kamar paling pojok di lantai tiga awalnya menjadi berkah tersendiri bagiku, karena hening dan damai, meski agak sedikit mencekam.

Telah banyak kudengar tentang hantu-hantu asrama ini dari mulut orang, lebih lagi karena di depan gedung asramaku terdapat hutan. Di samping hutan terdapat laboratorium kimia, biologi, dan fisika, dan jalan setapak menuju fakultas-fakultas lain. Banyak cerita menakutkan tentang penampakan makhluk gaib di asrama ini, orang kesurupan dan hal-hal mistis lainnya.

Namun, meskipun banyak cerita menakutkan kudengar, sejauh ini, aku belum pernah merasakan hal mistis itu sendiri. Aku selalu penasaran dengan orang-orang yang bisa melihat makhluk gaib, ada seorang teman yang bilang bahwa orang yang bisa melihat makhluk gaib, berarti terdapat makhluk gaib pula di dalam dirinya. Karena seharusnya, makhluk gaib tidak bisa dilihat oleh manusia.

Hari-hari pun berjalan dengan tenang. Lagi-lagi seorang teman mengatakan bahwa anak lorong sebelah, masih di lantai yang sama dengan lantaiku, bercerita bahwa saat itu dia sedang sendiri mengerjakan tugas di meja belajarnya. Meja belajar tersebut bersebelahan dengan jendela kamar. Ia seorang diri mengerjakan tugas tersebut, sedangkan ketiga teman sekamar lainnya sedang mengikuti pengajian lorong rutin yang diadakan setiap Kamis malam. Sehingga semua teman satu lorongnya berkumpul di aula lorong, yang terletak jauh dari kamarnya.

Tiba-tiba, ada seorang satpam bertanya padanya lewat jendela kamar. Satpam tersebut dengan ramah bertanya, ”Lagi apa kamu? Kok gak ikut pengajian lorong?” temanku pun menjawab dengan santai, ”Lagi ngerjain laporan, banyak tugas, jadi gak bisa ikut ngaji lorong minggu ini, Pak.” Setelah menjawab pertanyaan satpam tersebut, ia mengerjakan laporannya kembali. Satpam itu pun pergi. Mungkin karena terlalu fokus pada laporan, ia melupakan sesuatu yang janggal. Tiba-tiba ia menyadari sesuatu dan berhenti menulis laporan, kemudian ia terdiam, terpaku.

Bukankah kamar ini berada di lantai tiga?

***

Di antara ketiga teman sekamarku yang lainnya, aku paling jarang menginap di asrama, karena letak rumahku di kota yang sama dengan perguruan tinggi ini, sehingga terkadang, jika tidak ada agenda wajib asrama, aku bisa pulang. Namun, mungkin itu yang membuat kamarku sangat mencekam.

Sudah terkenal di kalangan mahasiswa-mahasiswi bahwa tiga kamar paling ujung di lorongku adalah kamar-kamar paling mengadu nyali. Semenjak aku sering pulang ke rumah, kamar yang harusnya berisi dua kasur tingkat, kini tak terisi penuh. Kasurku di atas, namun, penghuninya sering hanya tiga orang, karena aku sering pulang, hingga kasurku yang terletak di atas sering kosong.

Ketiga temanku dan teman-teman dari kamar sebelah memintaku untuk sering menginap di asrama, mereka sangat resah, karena di kasur yang kutempati, sering terlihat wanita berambut panjang bermata merah sedang tidur. Awalnya, kukira mereka hanya bercanda, hanya agar aku sering menginap lagi. Namun, setelah kutanyakan pada ketua lorong dan senior yang bertanggungjawab di lorongku, ternyata benar. Kakak senior yang sering memimpin pengajian lorong bahkan sempat menginap di kamarku karena ketiga temanku ketakutan.

Lebih lagi, saat ibu temanku, Ika, datang ke kamar Ika. Kamar Ika terletak tepat di sebelah kamarku yang paling pojok. Ibu Ika yang memang terkenal mempunyai indera ke-6 berkata pada Ika, ”Hati-hati Ika. Ibu ngerasa hawanya beda di kamar itu, di sebelah kamarmu itu, ibu lihat ada perempuan yang sedang duduk di kursi meja belajar, lalu di tangga sebelah kamar ada anak kecil yang lagi merenung sendiri.” tentu saja maksud ’perempuan dan anak kecil’ dari ibu Ika tersebut ialah ’makhluk gaib’. Ibu Ika pun menyuruh kami agar sering berdoa.

Suatu hari, kudengar lagi berita menyeramkan seputar kamarku. Malam itu, lagi-lagi aku tidak menginap di asrama, teman-teman selorong dan kakak senior mengadakan pengajian di kamar kami. Namun, entah mengapa justru kata salah satu teman selorongku, ’makhluk gaib’ itu malah semakin menantang. Bahkan, saat Grita, salah satu teman sekamarku pulang dari perkumpulan mahasiswa pada malam hari, ia mendapati kamar masih dikunci, pertanda teman-teman lain belum pulang, Grita membuka kunci, dan saat pintu terbuka, Grita melihat lampu neon berkedip-kedip, remang-terang, dan Si wanita rambut panjang bermata merah menampakan diri, ia duduk di meja belajar temanku, tapi tidak sedang memandang Grita. Grita langsung menjatuhkan tasnya, dan berlari di lorong dengan kekuatan cepat, tanpa berteriak, entah karena tidak takut, atau tidak sanggup berteriak karena terlalu terkejut.

Keesokan harinya pun terdengar kabar, para makhluk gaib tersebut mengajak teman-temannya datang, hingga tiga kamar paling ujung dijuluki tiga kamar paling mencekam dan menakutkan, termasuk kamarku. Keadaan lorong semakin menakutkan saat mereka menemukan bercak darah segar di kamar mandi lorong kami. Banyak bercak darah di kamar mandi hingga lantai. Belum lagi, kisah yang kudengar dari teman dekatku yang lain, Meida, bahwa saat ia tidur, ia merasakan kasurnya bergoyang, kasur itu bertingkat dan kasur Meida di atas, ia awalnya mengira bahwa temannya yang tidur di bawah yang menggerakan kasurnya, tetapi, saat ia sadar hanya dia yang berada di kamar tersebut, tanpa menuruni tangga kasur, ia langsung lompat dari kasur atas ke lantai, lalu berlari ke luar kamar dengan sedikit cedera kaki akibat lompat indah tadi.

Lagi-lagi Meida, temanku yang satu ini memang sering mengaku sering mengalami hal-hal ajaib nan menakutkan di asrama. Kamarnya berdekatan dengan kamarku. Ia bercerita, bahwa saat ia tidur malam hari, pada jam satu malam, ia terbangun, dan saat membuka mata, ada sesosok makhluk mengerikan menindih tubuhnya. Sebut saja dengan rasa hormat, ’makhluk yang diikat di bagian atas, tengah, dan bawah dengan kain putih sehingga hanya mukanya yang terlihat’. Mungkin Meida sudah terbiasa dengan hal-hal mistis seperti itu, sehingga saat dia bercerita padaku, ia berkata dengan santainya. ”Mukanya berhadapan sama muka gue, ihh... Naudzubillah deh itu pocong, mukanya busuk banget. Mending kalau ganteng, gue demen deh...” ujar Meida santai, ia tak sadar telah membuat orang yang mendengar ceritanya sangat amat gubrag. Itulah Meida, di saat-saat seperti itu, dia masih saja bisa ngeceng!

Cerita itu tersebar hingga ke asrama-asrama lain, bahkan asrama putra. Di kelas, saat jam pelajaran pun teman-teman menginterogasiku perihal hantu asrama yang bergentayangan gencar di lorongku, khususnya di kamarku, dan pertanyaan itu terdengar memojokanku karena kabarnya hal-hal menyeramkan itu disebabkan oleh salah satu penghuni kamar yang sering pulang, yang tak lain adalah aku...

Tapi, yang aku heran setiap kali mendengar cerita-cerita kesaksian tersebut. Aku sering melakukan flashback, mengingat-ingat lagi masa-masa aku sendiri di kamar. Aku termasuk orang yang sering bangun tengah malam untuk buang air kecil. Jam 1, jam 2 malam, ketika semua makhluk telah tertidur di asrama, aku berjalan ke kamar mandi tengah malam, sendiri, dengan wajar, tanpa membangunkan teman untuk minta antar, seperti apa yang temanku lakukan, banyak temanku yang membangunkan temannya minta antar ke kamar mandi di tengah malam. Namun, aku tak pernah menyaksikan secara langsung fenomena dan kejadian gaib apapun.

Aku pernah menginap di asrama saat orang-orang mudik lebaran, sekitar seminggu sebelum lebaran, orang-orang pulang, aku malah datang ke asrama, untuk mengambil barang yang tertinggal. Di sana yang kurasakan hanya ada aku dan diriku sendiri. Sepi, tidak seperti hari-hari biasa yang ramai penduduk, padat aktifitas. Karena hujan turun, aku terpaksa menginap di asrama, seorang diri...

Aku pun pernah tidur di kamar tersebut seorang diri, dengan keadaan semua lampu kamar dimatikan, karena aku suka kegelapan malam, aku benar-benar sendiri di lorong tersebut saat semua teman lorongku berkumpul di kamar ujung sebelah sana, jauh dari kamarku, karena ada teman di kamar itu yang ulang tahun.

Aku selalu terserang insomnia jika tidur di asrama, sehingga bunyi apapun terdengar, cahaya sekecil apapun terlihat, angin selembut apapun terasa, namun, yah... hanya hal-hal alamiah seperti itulah yang kurasa saat sendiri... Tidak lebih....

Tidak ada hal-hal lain....

Entah kenapa, ada unsur keyakinan diri yang kuat, bahwa aku tidak perlu takut dengan mereka, jika mereka ada pun, itu tidak masalah, aku, mereka, kita, kalian, sama-sama hidup di tempat yang sama. Yaitu dunia yang diciptakan Tuhan.

Di sini, aku hanya berkisah, bukan untuk menakut-nakuti, aku hanya ingin membagi cerita dan mencoba melukiskan hikmah dari kisah nyata ini, bahwa tak ada yang perlu ditakutkan...

Hanya rasa takut pada Tuhan-lah yang dapat membuatmu berani...

sumber gambar : http://ermalindussonbay.blogspot.com

Minggu, 22 Agustus 2010

Malu Aku Malu

Nyanyi dulu ah....
"Malu aku malu... pada semut merah, yang menempel di dinding menatapku curiga, seakan penuh tanya, sedang apa di sana?" (lagunya Ebit G)
Sebenernya gak tau bener gak ya liriknya kaya gitu, soalnya aku agak ragu dengan kata 'menempel' yg kayanya bukan menempel c, tp yasudahlah, anggap saja menempel...

Kenapa aku nyanyi lagu itu? Karena saat ini aku sedang merasa malu,
Malu dengan apa yang telah kulakukan...
Malu dengan segala hal yang orang tidak tahu tentangku.
Yang saat itu hanya Tuhan dan semut-semut merah yang menempel di dinding yang tahu. Meskipun saat itu semutnya gak merah, tp anggap saja ceritanya semutnya berwarna merah,
supaya matching sama lagunya. X)

Aku juga malu, sebenernya maluuu banget... (berapa kali harus bilang bahwa aku sedang malu berat) kayanya gak ada batasannya. Tapi juga meskipun bilang 'aku malu' sebanyak apapun, gak akan bisa merubah keadaan, karena nasi sudah menjadi nasi goreng... yang enak dimakan! (ini apa sih, kagak nyambung)

Entah kapan aku bisa menghentikan kebiadabanku itu,
Aku juga malu ketika aku berbicara dengan orang-orang, seperti biasa, mereka tidak tahu bahwa sebenarnya aku berbahaya... Mereka menganggap 'tidak ada yg salah dengan diriku' meskipun sebagian orang menyadarinya.

Aku merasa tidak pantas mendapatkan ini semua. Tentang semua yang kudapatkan, tentang semua yang kuperoleh tanpa usaha, tentang apa yang sudah jadi takdirku untuk kuperoleh. Tuhan terlalu baik.... dan aku terlalu tidak bersyukur...

Kawan-kawanku, barang siapa yang membaca postingan kali ini dan merasa bingung, karena belum bisa menangkap maksudku, harap maklum ya... Aku hanya sekedar ingin mencurahkan apa yang kurasakan, tak berharap solusi apapun, karena aku yakin, yang bisa menolong itu hanyalah diriku sendiri... ^_^ sehebat apapun motivasi yg kalian berikan, sedahsyat apapun nasihat yg kalian sampaikan, sesungguhnya, semua itu kembali pada diri sendiri...

Aku hanya meminta sedikit waktu kalian, untuk mendengarkan.... (berhubung di blog, jadinya membaca) berharap rasa malu ini berkurang. Meski kenyataannya, saat ini aku menjadi semakin malu...
"Dasar Gadis pemalu!"

eh? bukan deh, tp lebih tepatnya...

"Dasar Gadis tak tahu malu!"

Bahkan saat ini aku merasa aku bukanlah seorang gadis...
Aku hanyalah tumbuhan yang hanya sekedar tumbuh, tanpa berkembang...
Aku adalah bebatuan, yang keras, yang hanya ada di dunia ini, tanpa bisa merasa....
Aku hanyalah benda mati, yang tidak tahu bagaimana rasanya mencintai dan dicintai....

Dan itulah mengapa semut merah menatapku curiga!
Karena sebenarnya aku bukanlah manusia...

Sabtu, 07 Agustus 2010

Heart Reflections


Rembulan malam menyelusup malu memberikan kehangatan cinta yang tak tertandingkan, karena sang bulan memberikan separuh sinarnya untuk menerangi bumi dikala sang matahari tak lagi bersamanya. Walaupun mereka tak pernah setia untuk terus menemani sepanjang hari, tugas mereka bergilir untuk membagi sinarnya, redupnya hati di malam yang dingin ini tak lagi terasa ketika kunyalakan cahaya lilin tepat saat kegelapan menyerang.

Lilin penantian tanpa akhir, berkelip nyaris padam namun ia tetap mempertahankan nyalanya untuk mencoba menjadi seperti rembulan di luar sana, yang memberikan cahaya indah tanpa syarat. Melingkar bulat penuh tergambar harapan yang tinggi dari cerita seorang nenek-nenek menjahit ditemani kucingnya yang malang, terkurung bersama kesepian di bulan, itu bukanlah kisah nyata yang perlu ditafsirkan oleh teori apapun, itu hanyalah gambaran kebersamaan yang terukir lewat kasih sayang tanpa syarat. Di mana kisah persahabatan nenek dan kucingnya bisa terlihat jelas saat kita memandang bulan purnama penuh yang benderang.


Wajah cerah penuh senyum itu masih teringat, rasa syukur dan haru yang mendalam ketika seorang anak laki-laki delapan tahun merenung sendiri di taman sambil menggenggam medali, menggambarkan prestasi yang sempurna, tak ada yang ia tahu kecuali perasaan cinta pada ayahnya yang selalu ada di dalam hatinya. Kemudian ia menemukan piano usang dan memainkanya, irama musik klasik yang sering ayahnya ajarkan dulu ia praktikan tepat di tengah suasana malam penuh kedamaian itu.


Entah mengapa, malam bulan purnama itu begitu sunyi. Bagi anak seusianya, tidak layak bermain sendiri. Harmoni keteraturan lagu yang menyiratkan kerapuhan, seorang anak yang berprestasi namun terabaikan... Tanpa perasaan apapun ia terus memainkan pianonya, gelap yang semakin pekat tak membuatnya takut bermain di tengah sunyi. Hanya ditemani cahaya lilin dan sebatang korek api yang habis terpakai, ia tak tahu, cahaya mana lagi yang akan menemaninya bermain piano saat lilin itu habis, akankah rembulan itu akan terus memantulkan cahaya, menemaninya, atau akan menghilang seiring dengan habisnya lilin itu? Seorang pria berjas hitam datang mendekati anak kecil mungil itu. Pria tegap, gagah dan berwibawa tersenyum manis memandangi anak tersebut.

Anak itu mulai bernyanyi...

I love you, Daddy, you are my hero, I love you Daddy oh Daddy, you are my super star….

Bintang jauh beratus-ratus kilometer dari bumi terlihat benderang, taburannya membentuk rasi bintang yang sangat indah berkilauan. Anak pemain piano itu terus bernyanyi, memainkan musiknya dengan penuh penghayatan, tanpa air mata, tanpa tangisan manja, kenangan-kenangan pun berseliweran di antara mereka. Namun tiba-tiba nyala lilin tersebut padam, gelap! Sangat Gelap! Terasa menyesakan, tak ada sinar sedikit pun, walaupun bulan di atas sana masih tampak sinarnya, bintang-bintang menghilang satu persatu… Anak kecil itu kecewa dan hanya bisa mendengar suaranya sendiri dalam kegelapan malam yang suaranya tak terdengar oleh siapapun…

I love you, Daddy…

Anak itu tertidur di tengah mimpinya yang terputus. Yang mungkin hanya menjadi harapan untuk selamanya…

sumber gambar : rania83.blogspot.com

Jumat, 06 Agustus 2010

The Shadow of Death


Persahabatan tak akan pernah mati, sampai kapan pun, hingga bintang berhenti bersinar. Tetaplah menjadi bintang yang kulihat, sahabatku, tetaplah kau di sana, menerangi malam-malamku yang gelap, teruskan hidupmu yang belum berakhir, hingga pagi datang kau tak akan melihatku seperti sekarang, tapi kau masih bisa melihatku, lihatlah bintang di langit, percayalah saat kau melihat bintang di langit, aku pun sedang melihat bintang itu. Yakinlah, kita melihat cahaya bintang yang sama.

Hari-hari yang kujalani, bagaikan kau melihat burung-burung terbang dalam mimpimu. Pernahkah kautulis dalam buku harian hati, tentang masa yang paling indah, dan berharap masa itu bisa terulang lagi, hari-hari bagaikan bayangan dalam mimpi, kenanganku bersama masa yang terindah, bagaikan mimpi tersempurna yang tak ingin kutinggalkan, di sana ada suatu harapan, bahwa jika itu semua hanyalah mimpi, aku tak mau bangun lagi dan meninggalkannya, tapi jika aku mengingat hari kelam, senandung duka dan kekecewaan, semua itu seperti mimpi terburuk, dan kuharap segera bangun dari tidurku, kembali mandi, membersihkan kamar, dan menggosok gigi, mengukir pagi dan melupakan puing-puing mimpi itu.

Namun, hanya bayang-bayang dari masa lalu yang berbisik, mengajaku bercanda tanpa suara, mengingatkanku pada tawa kecil yang lucu pada masa itu, pada masa yang sebenarnya takkan pernah kudengar lagi kabarnya…

sumber gambar : mynicespace.com

Kamis, 24 Juni 2010

WHAT WILL I BE?


Damai banget rasanya liburan kali ini. Setelah minggu-minggu sebelumnya bereksperimen yang aneh-aneh dan nekat-nekatan. Akhirnya, gw bisa merasakan kedamaian juga... Pertengahan liburan kali ini sungguh indaaahh, dan gw merasa punya sayap untuk terbang! Ahaha... dan menari-nari di udara... (padahal mah, naek jembatan gantung aja takutnya setengah idup) haha... bodo amat, tapi, setelah beraneka ragam syok terapi dan tekanan batin yang gw alami hari-hari kemarin, membuat gw berpikir lebih dewasa.

(Omaygat! Ternyata saya sudah berumur) tapi, kali ini gw gak mau bahas tentang umur yang semakin hari semakin bertambah dan jatah idup yang semakin berkurang. Coz itu terlalu sering gw bahas! Karena kali ini, gw akan melampiaskan apa isi hatikuuu... tentang ”RENCANA MASA DEPAN” .

Yang jelas, gw pengen menikah dan mempunyai anak, agar keturunan kami tak punah, niat baik awal dari tujuan mulia... yaitu mendidik anak-anak sebagai generasi penerus bangsa... (sambil ngibarin bendera merah putih) meski tujuh belas agustus masih lama, gw tetap mencintai Indonesia. Idih, jangan dulu deh, jgn dulu 17 agustus, deket sama ulang tahun saya, jadi puluhan dong umur saya kalau begitu...

Tuh, kan, mulai, gimana gw mau merencanakan masa depan jika gw sendiri tak siap menjadi dewasa! Nyaris semua orang tak ingin menjadi tua! Tua itu pasti, tapi dewasa adalah pilihan. Dan gw gak mau jadi manusia tua2 keladi...

Dengan sadar umur, gw jadi berpikir tentang nasib bangsa di masa yang akan datang! (boong banget sih, biasanya mikirin diri sendiri jugaaa) iyahh, minimal nasib diri sendiri dulu deh, klo nasib diri sendiri aja gajebo gimana mau memperbaiki nasib bangsa...

Mungkin, klo dulu, gw masih boleh berpikir bahwa cita2 gw adalah Arsitek, penyanyi, Dokter ataupun masinis. Tapi kali ini bentuk tujuan hidup gw lebih jelas dan terarah, meski dengan itu banyak kandidat2 cita2 yang gugur. Yahh, gak mungkin lah saat ini gw masih terobsesi ingin menjadi pilot atau masinis yang manis. Ini hanya target2 hidup yang gw cita2kan... meski kadang banyak bgt kendala dan rintangannya.., lulus tepat waktu n lanjut S2, psikologi klinis... Hwaaa, mauuu... TAPI, ada yang lebih gw mau lagi. Menjadi wirausaha muda mandiri dan seorang psikolog klinis... Ada juga yang lebih gw mau lagi... hhe... Jadi Dokter Keluarga... Isteri yang baik bagi suami, Ibu yang baik bagi anak2... percuma kan, klo kita hanya apal teori2 tentang keluarga tapi gak diaplikasikan dalam kehidupan sehari2.

Pokoknya, gw cintaaaaa bangettt sama apa yang gw cita2kan saat ini.... gw cintaaa dengan apapun jalan yg Allah pilihkan... Karena itu adalah jalan yang TERBAIK... ^^

Sumber Gambar : annesplace.com

Bingung Mengawali

(Pengalaman satu semester yang lalu)

Ngerasa bersalah? Ah, enggak juga ah! Ada iya-nya dan juga ada enggak-nya! Coba jika mereka jujur dan mau terbuka. Mungkin kemaren juga udah beres kali tu tugas! Ahh... bukannya apa2 ya, sedikit kesel aja. Gw paling gak bisa kerja kalau waktunya udah amat sangat mepet, dan yang kedua, gw paling gak suka kerja sama sama orang yang nulis tu mikir-mikir ’kalimat apa yang tepat dan pas’ itu bikin lama naudzubilah...

Berlawanan banget sama prinsip gw dalam bekerja dan membuat tugas. (mulai nih aplikasi bias persepsi frem of reference) semua orang pasti menganggap dirinya benar, ternyata ini bukan egois, tapi manusiawi. Setiap orang punya alasan kuat mengapa dia benar, gw gak akan bilang cara dia salah, cara si ono salah, gaya dia kerja aneh, yahh... itu mah relatif. Kalau yakin bener, ya yakinlah... nah itu juga yang jadi keyakinan gw bekerja. Keep fokus. N masalahnya gw adalah orang yang kurang bisa fokus kalau kerja kelompok. Lebih efektif kerja sendiri. Maka dari itu gw tahu mengapa dalam setiap tes hasil kecerdasan intrapersonal gw tinggi sedangkan interpersonalnya sangat meragukan...

Balik lagi ke hal yang tadi, yang namanya makalah, laporan, resume, analisis topik dan sejenisnya sudah menjadi makanan kita sehari-hari. So, dibutuhkan kepandaian untuk menulis secara sistematis dan teoritis. (haha, dan itu yang gw kagak bisa) Tapi saya punya cara jitu! Dan alhamdulillah selalu berhasil, maksudnya kerja cepat dengan hasil gak jelek2 amat.

Apa salahnya sih kalau kita pakai otak kanan dulu baru otak kiri kemudian?

Mentok dalam membuat kalimat awal yang sesuai sama topik bahasan?

Ini yang selalu gw lakukan, tulis dulu aja semua yang ada di otak, seluas2nya, sebebas-bebasnya, selepas2nya, selebay-lebaynya... tanpa memikirkan bahasa ini tepat apa gak, ilmiah apa nggak, tulis aja dulu apa yang ada dalam otak tentang topik itu. Itu gunanya otak kanan. Ngalir terus kata-kata yang sesuai ataupun tidak, biarin aja... jangan tanggepin otak kiri (otak analisis) nyela, misalnya, ehh.. itu bahasanya kurang pas deh, aduh... jangan gini deh kurang keren... eh ehh, itu komanya ketinggalan... dll... bisikan-bisikan cerdas dari otak kiri akan mengganggu kerja otak kanan yang lagi enak-enaknya mengalir dengan indah tanpa memikirkan ini ’benar atau salah’ so, terus aja, jangan perhatiin tanda baca dulu... tuangkan segenap ide dan pengetahuan tentang topik tersebut tapi jangan melenceng jauh juga) nahh... baru kalau tugas otak kanan udah selesai, baru otak kiri yang ngoreksi) edit sana sini... baca lagi dari awal, ada yang kurang pas, ya, diganti, ada yang lupa koma, ya diselipin, ada yang kaga nyambung sama topik, ya dihapus, ada yang kurang, tambahin... dan setelah itu... SELESAI dehh...

Sebenernya itu teori yang pas buat nulis fiksi sih, bukan buat laporan tugas. Tapi pas dicoba, enak juga... nyambung2 juga. Coba aja bayangin kalau kita masih memikirkan kalimat awal apa yag cocok untuk pembahasan. Kalau pake otak kiri mah lama... pasti tulis hapus tulis hapus... Udah nulis satu kalimat, trus gak pede dgn kalimat pembukaannya, hapus, ulang lagiii... haduhh... cape dehh... coba kalau tulis dulu aja semau gue... (sementara) untuk merangsang ide2 ngalir, nanti boleh edit2an kalau udah selesai.

Makanya, knpa gw sering memutuskan untuk membagi tugas aja. Supaya nggak lieur! Saya punya cara sendiri dan silakan anda menggunakan cara anda sendiri. Itu tuh dalem hati gw kalau udah emosi... (pengalaman waktu tpb) gara2 tugas gak selesai karena sang pemimpin terlalu kritis dan perfeksionis untuk menata setiap kata2nya. Hasilnya..., 30 menit baru menghasilkan satu paragraf yang terdiri dari empat baris.

Intinya, balik lagi ke prinsip AIR... LET IT FLOW.... biarkanlah pikiran kita mengalir begitu saja, setelah itu analisis apa yang kurang. Insya Allah dehhh... yah kaya tadi, kerja cepat dengan hasil yg gak jelek2 amat... yah, kalau bisa sih kerja cepat dgn hasil mantap! Kaya prinsip dasar manajemen... EFEKTIF dan EFISIEN... ^^

Sumber gambar : practicee.wordpress.com

Rabu, 23 Juni 2010

Impossible FEELING


Nyaris tengah malam... detik ini, setelah sekian lama berhenti menuliskan pesan-pesan perasaan lewat tulisan yang terangkai, karena terlalu dalam perasaan ini, atau terlalu dangkal? Aku tak begitu yakin dengan perasaan ini, tapi, pada akhirnya, malam ini perasaan itu sudah tak ingin kupendam sendiri, bersama kebodohan yang tersembunyi di balik jendela-jendela hati yang memungkiri, penuh kemunafikan yang tak berarti...

Pernahkah kalian menulis serangkaian kata hingga menjadi sebuah kalimat bermakna, namun, setelah kalian membaca lagi kalimat tersebut dari awal, ada perasaan yang membuat kalian menghapus lagi apa yang telah tertulis... Hingga harus mulai lagi dari awal, apa yang lebih tepat untuk diungkapkan.

Aku sering mengalaminya... Bahkan saat ini, beberapa kali kuhapus kalimat-kalimat yang kurasa 'sangat bodoh'. Seperti perasaan yang menemaniku saat ini, aneh, tapi dia sangat nyata. Ini sangat mustahil, bahkan terlalu mengada-ngada. Tapi ketika kita dilanda perasaan seperti ini, kita seolah berubah menjadi sosok melankolis yang termenung seorang diri di sudut ruangan sepi. Tak ingin terusik apapun. Seceria apapun kepribadianmu...

Aku memang tidak pandai merangkai kata, tetapi, siapapun yang memiliki hati nurani, dia pasti mempunyai kemampuan mengungkapkan perasaan dengan bahasa. Bahasa... Itulah yang membuatku tersenyum ketika mengingat perbincangan dengan seseorang yang mungkin tak akan membaca tulisanku ini. Meskipun membaca, aku yakin dia pasti membutuhkan bantuan alat penerjemah yang biasanya sangat kacau balau jika menerjemahkan... sehingga banyak terjadi kesalahan arti dan persepsi.

Kami bertemu tanpa sengaja, di suatu kesempatan yang membuat kita saling berbagi, saling mengenal satu sama lain, dan menceritakan pengalaman, sungguh hingga saat ini, aku merasa, dia BERBEDA. Ketika semua orang di tempat itu hanya bahagia dengan kemunafikan dan kebohongan. Tapi dia menyambut gembira saat aku mengatakan kejujuran, karena dalam pertemanan sejati... itulah yang dibutuhkan.

Hal yang menarik dari pertemanan kami adalah, long distance friendship, dengan latar belakang budaya yang berbeda, dan tentunya BAHASA. Dan ini yang sangat konyol, membuatku berpikir, 'aku tak bisa membayangkan bagaimana manusia berinteraksi sebelum mengenal bahasa! apakah mereka masih bisa menyayangi satu sama lain?' kita saja yang sudah mengenal bahasa, masih sering mengalami 'distorsi pesan' yang mengakibatkan kesalahfahaman bahkan perselisihan.

Tapi, dari pertemanan itu, aku mengerti, apa yang mereka gunakan sebagai ungkapan ketulusan. Ternyata, mereka menggunakan bahasa cinta yang universal. Senyuman... itulah contoh isyarat yang membuat setiap orang merasa berharga dan dicintai...

Sempat terkejut karena dia selalu ingin tahu apa yang kutulis dalam bahasa Indonesia. Meskipun pengertiannya terkadang melenceng, tapi tetap kusalutkan keingintahuannya. Dia sangat polos, lucu dan lugu... Terkadang aku tersenyum bahkan tertawa membaca kata-katanya. Seperti saat aku mencoba meniru bahasa negaranya, dia tertawa, tapi bukan melecehkan...

Dari tempat pertemuan kita, aku belajar banyak hal, selain bahasa. Yaitu kepribadian. Ternyata, stereotipi berlaku di sini.. ^^ Kebanyakan orang di negaranya memang berkeyakinan sama denganku, tapi mereka menjurus ke arah Liberal Barat. Oleh karena itu, kebanyakan orang sana 'cepat memutuskan' perkara, terkadang tanpa memikirkan perasaan orang lain. Bebas, terserah mau melakukan apa saja.

Tapi aku merasakan hal yg berbeda darinya, kepolosannya membuatku tersenyum, bahkan tertawa, semangat dan kesadaran bela sesamanya membuatku sangat terharu. Aku sempat menangis saat melihat video jeritan hati anak Palestina yang ia share di fb. Sangat menyadarkan keegoisanku selama ini tentang arti hidup...

Dan kini, perasaan konyol itu muncul. Perasaan yang kuharap hanya gurauan, kuyakin ini hanyalah sejenis perasaan salut. Aku tak tahu tentang dirinya sejauh apapun itu. Aku hanya tahu sangat sedikit, entahlah, jika ia tumbuh berkembang menjadi seseorang yang benar2 dewasa, apakah dia akan menjadi seorang Hitler (dia men'share foto Hitler di wallnya) aku tau maksudnya, ia menyesalkan kenapa dulu Hitler tidak membasmi Israel. Ataukah dia akan menjadi seperti penguasa pertama negerinya, Mustafa Kemal...??? Who knows? karena kebanyakan dari mereka adalah muslim liberal.

Tapi kuharap, kelak, ia tetap mencintai Tuhannya... Tuhan kita...

We proud to be a moslem...

I just wanna finish, what i have started...




Jumat, 11 Juni 2010

Rekomendasi Film "MULAN"

Inti Cerita :

Kisah ini berawal dari serangan pada sebuah dinasti di Republik Rakyat Cina oleh bangsa Hun, peperangan tersebut membuat kaisar melaksanakan penetapan wajib militer untuk masyarakatnya, untuk kaum laki-laki. Oleh karena itu, setiap keluarga harus mengirim seorang pria, termasuk keluarga Fa, keluarga Mulan. Namun, di keluarga Fa, hanya ayah Mulan saja yang merupakan seorang pria, dan meskipun ayah Mulan adalah seorang mantan prajurit veteran, namun usianya sudah sangat lanjut, tidak memungkinkan dirinya untuk ikut serta program wajib militer yang sang Kaisar tetapkan.

Masalah lain muncul pada diri Mulan yang sesungguhnya, yang berusaha ia perjuangkan, namun masyarakat dan orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarganya, ingin Mulan menjadi seorang gadis manis yang feminim. Padahal Mulan merasa bahwa sebenarnya ia bukanlah gadis yang sangat feminim. Ia lebih nyaman menjadi dirinya sendiri, penuh semangat kebebasan tanpa kekangan. Ia bukan gadis yang hobi bersolek meski masyarakat mengharapkannya menjadi seperti itu, maka dari itu saat ia dilatih menjadi seorang wanita sejati, hatinya sangat berontak. Ia hanya ingin diterima sebagaimana adanya. Ia ingin memperoleh kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri.

Mulan yang tidak ingin ayahnya pergi berperang menyamar menjadi pria dan pergi menggantikan ayahnya, ia kabur dari rumah lalu memotong rambutnya, berpakaian seperti laki-laki dan mengikuti wajib militer seperti kaum laki-laki pada umumnya. Melihat hal itu, para leluhur keluarga Fa mengirim Mushu, seekor naga kecil untuk membantu Mulan. Mulan dan teman-temannya kemudian dikirim berperang di bawah komando Shang dan, setelah melewati berbagai masalah, berhasil menghambat musuh. Namun, pada akhirnya penyamaran Mulan terbongkar.

Pasukan musuh yang bangkit kembali membuat kekacauan, dan pada akhirnya menyerang istana serta hampir membunuh kaisar, namun Mulan bersama teman-teman sepasukannya berhasil menyelamatkan kaisar serta seluruh dinasti itu. Ide-ide Mulan sangat brilliant dalam melumpuhkan musuh-musuhnya. Ia menerima penghargaan dari sang Kaisar, sebagai penyelamat bangsa. Ayah Mulan terharu dengan perjuangan anak gadisnya itu.

Pelajaran Berharga

Kisah gadis bernama Fa Mulan dalam film tersebut menyadarkan kita akan peran wanita di mata masyarakat yang sangat jauh berbeda dengan kaum pria. Kaum pria dan kaum wanita memang jelas sangat berbeda. Namun, pada kenyataannya, dalam masyarakat, wanita hanya dipandang sebagai makhluk nomor dua yang tugasnya hanya merawat rumah dan mengasuh anak (bagi seorang ibu), menyenangkan orang-orang di sekitarnya dengan berpakaian yang rapi serta bersolek (untuk para gadis). Hal ini tentu saja dapat mengekang kebebasan kaum perempuan. Padahal, banyak perempuan-perempuan yang mempunyai potensi sama bahkan lebih dari kaum laki-laki. Kebebasan kaum perempuan sangat terkekang, dan film Mulan menunjukan salah satu emansipasi dan keikutsertaan wanita dalam mensejahterakan bangsa. Wanita berkontribusi dalam pembangunan negara, itu adalah sesuatu yang sangat patut dihargai dan dikembangkan. Bahwa sudah tidak sepantasnya lagi kaum wanita tersisih, terpinggirkan. Bila mencontoh sifat Mulan yang pemberani, tidak takut kesulitan dengan penuh perjuangan membuat prestasi militer yang luar biasa. Setelah memperoleh kemenangan, dia tidak mau diberi jabatan tinggi tetapi hanya menginginkan untuk memulihkan status wanita seperti pada umumnya.

Mulan adalah wanita dengan kemampuan luar biasa, dan sama seperti orang biasa. Dia tidak hanya seorang pahlawan, tetapi juga seorang gadis biasa. Dia adalah kombinasi dari pejuang pemberani dan seorang gadis cantik. Dia rajin dan baik serta tabah dan berani, jujur dan sederhana namun waspada dan energik, mencintai keluarganya serta berkontribusi dalam mensejahterakan negaranya.

Pada awalnya, ayah Mulan tidak menyetujui dengan rencana Mulan untuk menggantikan ayahnya, dan masyarakat lebih menyukai Mulan menjadi seperti gadis yang feminim dan suka bersolek, namun, setelah ia berhasil membuktikan bahwa meskipun dia wanita, tapi, kemampuannya tak kalah hebat dari pria. Setelah itu, masyarakat dan ayahnya tak hanya menyetujuinya, namun menerimanya, bahkan bangga dengan apa yang telah berhasil ia capai.

Itulah, mengapa sebabnya bahwa kaum wanita memiliki hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dapat melakukan aktivitas tanpa batasan atau kekangan, selama itu demi kebaikan. Tak ada batasan untuk mengembangkan potensi wanita di belahan dunia manapun. Emansipasi wanita, harus terus dibina.

Hal yang didapat Setelah Menonton Film Mulan

Setelah menonton film Mulan dengan seksama, saya sangat bersyukur menjadi seorang wanita. Pada awalnya, saya masih mempertanyakan dan meragukan sesuatu hal, meskipun telah banyak dikemukakan bahwa kesetaraan gender perlu digalakan, karena pada umumnya, wanita maupun pria, sama-sama mempunyai potensi yang bisa dikembangkan dengan baik. Tanpa perbedaan, tanpa kekangan, namun, pada kenyataanya, masih banyak kasus yang memojokan, dan menomorduakan kaum wanita. Terkadang, masih sering bertanya, apakah iya, sebenarnya wanita itu lebih lemah daripada pria? Tetapi, setelah menonton film Mulan, saya yakin bahwa kekuatan kaum wanita sungguh sangat besar. Banyak Super Woman di dunia ini yang telah sukses membuat perubahan besar pada dunia. Salah satu contohnya adalah tokoh Mulan dalam film tersebut, sangat menginspirasi saya untuk berjuang, berkontribusi dalam membangun negara. Mungkin, dalam hal ini, bukan meniru Mulan dan ikut berperang, tapi, dengan aplikasi kegiatan lain yang bermanfaat bagi orang-orang sekitar, masyarakat, bangsa, dan agama. Karena sesungguhnya orang yang baik itu adalah orang yang bermanfaat bagi sesama. Oleh karena itu, dengan pemikiran, dengan ide-ide, dengan kontribusi tenaga lahiriah dan batiniah, kita semua, kaum wanita pun bisa menjadi tiang penegak pondasi bangunan sebuah negeri yang sejahtera.

Kamis, 22 April 2010

Analisis Gender Terhadap Kenakalan Pelajar

Studi Analisis Gender

Pendekatan teoritis yang melatarbelakangi studi kenakalan pelajar ini adalah Teori Struktural Fungsional yang dilandasi oleh fundamental pemikiran, bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga mempunyai peran yang sangat vital dalam mendidik dan mempersiapkan anak-anaknya untuk menyesuaikan diri ke dalam kehidupan dunia luar. Tanpa adanya peran dan fungsi keluarga, maka generasi muda tidak akan mempunyai karakter dan perilaku yang baik di kemudian hari.

Teori Struktural Fungsional juga menyangkut teori sistem yang menjelaskan adanya komponen-komponen yang saling tergantung antara satu dan yang lainnya (Klein dan White, 1886). Dalam studi ini digunakan logika berpikir secara Teori Struktural Fungsional dan Teori Sistem, bahwa keluarga terdiri dari anggota-anggota keluarga yang saling berpengaruh antara satu dan yang lainnya. Apabila keluarga mempunyai struktur yang kokoh dan menjalankan semua fungsinya dengan optimal, maka akan menghasilkan outcome yang baik pada seluruh anggota keluarganya.
Di samping peraturan dan fungsi yang ada di keluarga, pihak sekolah juga mempunyai andil yang besar terhadap perkembangan kognitif dan psikomotorik dari pelajar. Dengan kata lain lingkungan tersebut memberikan kontribusi terhadap perkembangan anak. Dengan demikian bisa disebutkan bahwa ada keterkaitan yang erat antar individu, keluarga, dan masyarakat.

Kenakalan pelajar merupakan suatu outcome dari suatu proses hubungan antar anggotaa keluarga tersebut dan antara sistem keluarga dan sistem lingkungannya. Adanya gangguan dalam fungsi keluarga, khususnya fungsi sosialisasi dan pendidikan mengakibatkan buruknya interaksi antara orang tua dan remaja. Di tambah dengan adanya hubungan yang cenderung negatif antara remaja dengan lingkungan di sekitarnya, baik dengan teman sekolah maupun tetangga dekat yang dikombinasi dengan agresivitas dari pelajar itu sendiri, maka secara perlahan-lahan akan mempengaruhi kenakalan remaja. (Willis, 1994; Kartono, 1986, BKKBN, 2006)

Kualitas kehidupan keluarga disebutkan secara tegas memainkan peranan yang paling besar membentuk perilaku remaja menjadi nakal. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis, baik karena perceraian, pertikaian, maupun karena orangtuanya hidup terpisah menyebabkan anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang. Pengasuhan dan kasih sayang yang tidak seimbang antara ayah dan ibu mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan fisik dan kebutuhan kasih sayang anak (bonding dan kualitas hubungan), (Kartono, 1986). Hal ini menyebabkan anak merasa tidak pernah mendapatkan keinginan dan harapan yang memuaskan dar latihan fisik (disiplin kerja dan belajar) dan kontrol diri (mental) yang baik. Sebagai dampak akhir dari semua ini adalah tidak dicapainya outcome remaja dengan baik, seperti prestasi belajar, dan kepercayaan diri.

Ditambahkan oleh West dan Farrington (Mussesn et al., 1989) bahwa karakteristik pribadi remaja akan mempengaruhi tingkat kenakalannya. Remaja yang nakal pada umumnya lebih mempunyai kecenderungan untuk bersikap sombong, menentang, melawan pihak yang berkuasa, kurang mempunyai motivasi untuk mencapai keberhasilan, pemarah, keras kepala, penuh curiga, destruktif, dan kurang mampu mengendalikan diri dibanding dengan remaja yang tidak nakal.

Adapun sub-pokok analisis gender yang digunakan, meliputi :
- Pengaruh Ekologi Lingkungan Makro terhadap kehidupan keluarga.
- Pengaruh Ekologi Lingkungan Makro terhadap tuntutan pengasuhan responsif gender.
- Pengaruh Ekologi Lingkungan Makro : Fasilitas sarana belajar siswa sekolah menengah di rumah.
- Model empiris pendekatan ekologi keluarga : pengasuhan hubungan diadik orangtua dan remaja
- Garis besar pendekatan Ekologi Keluarga
- Hubungan diadik orangtua dan anak responsif gender
- Model empiris pendekatan ekologi keluarga : Kepribadian remaja berdasarkan analisis gender
- Model empiris pendekatan ekologi keluarga : Tujuan dan harapan hidup berdasarkan analisis gender

Pendekatan yang digunakan :
- Pendekatan Struktural Fungsional : Pendekatan teori sosiologi yang diterapkan dalam institusi keluarga. Pendekatan ini mempunyai warna yang jelas, yang mengakui adanya keragaman dalam kehidupan sosial.
- Pendekatan Teori Perkembangan : Meliputi tahap-tahap perkembangan siklus hidup keluarga.
- Pendekatan Ekologi Keluarga : Pengasuhan responsif gender : perlakuan sosialisasi dan pendidikan orangtua terhadap anak yang memberikan perhatian kepada anak laki-laki maupun perempuan berdasarkan kebutuhan khusus dan spesifik (berkaitan dengan aspek biologis atau reproduksi) dan kebutuhan umum yang berkaitan dengan kebutuhan psiko-sosial dengan menjunjung asas keadilan dan kesetaraan gender dalam memperoleh akses, manfaat, partisipasi dan kontrol terhadap semua sumberdaya keluarga untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Pengasuhan Responsif Gender

Dalam menjalankan tugas sehari-hari ada pembagian tugas yang diberikan pada laki-laki dan perempuan sesuai dengan norma masyarakat. Merton (Marcionis, 1995) menyebutkan adanya labelling theory yang memberikan cap atau label pada perempuan dan laki-laki. Laki-laki lebih dilabelkan bahwa pekerjaan yang sukses dari pemikiran laki-laki adalah yang berkaitan dengan penguasaan material, sedangkan perempuan dikatakan sukses apabila mempunyai hubungan dalam status perkawinan dan status sebagai ibu yang baik. Dalam hal ini, norma masyarakat terkesan lebih tegas dan ketat mengontrol perilaku normatif terhadap perempuan dibanding dengan laki-laki. Berkaitan dengan labelling theory masyarakat menilai perilaku perempuan dan laki-laki dengan standar yang berbeda. Berdasarkan labelling theory ini pula, maka orangtua melakukan pengasuhan berdasarkan identitas gender yang membedakan perlakuan anak laki-laki dan perempuan secara berbeda, yang dituntun oleh budayanya dan disesuaikan dengan personalitas anaknya, karena secara fisik dan genetik, mereka pun berbeda.

Ayah dan anak laki-laki : orangtua mempunyai ekspektasi anak laki-lakinya agar kuat dan agresif dalam mencapai cita-cita, lebih sering diperlakukan secara agresif seperti diayun-ayun ke udara dan diayun-ayun ke kaki. Anak laki-laki diarahkan pada kegiatan yang berhubungan dengan pelatihan independensi diri. Dididik untuk menjadi seseorang yang maskulin. Seorang ayah di negara Barat dengan tegas mendidik anak laki-lakinya mengenai bagaimana membedakan membuat hal-hal yang salah atau benar dan lebih memperhatikan kesuksesan anak laki-lakinya dibanding dengan anak perempuannya.

Ayah dan anak perempuan : orangtua mempunyai ekspektasi anak perempuan agar sopan dan hormat. Pada anak perempuan diperlakukan dengan lembut, sering dipeluk dan dijaga. Anak perempuan diarahkan pada kegiatan yang pasif namun menuju pembentukan emosi. Dididik untuk menjadi seseorang yang feminim. Takut memberikan kepercayaan pada remaja untuk mengambil suatu keputusan, terutama seorang ayah yang memiliki remaja putri, tidak begitu ikhlas untuk mempercayai begitu saja dalam melakukan sesuatu karena takut anak perempuannya terluka atau terancam bahaya (Harris, 1991). Bonding antara ayah dan anak perempuan adalah selamanya dan tidak dapat terpisahkan meskipun sudah menikah, artinya, anak perempuan akan tetap menjadi anak perempuan bagi ayahnya. Bahkan seorang anak perempuan dapat menjadi sumber kebahagiaan yang lebih tinggi bagi ayahnya dibanding dengan anak laki-lakinya, dan sebaliknya, seorang anak perempuan mungkin dapat membuat ayahnya menangis dibandingkan dengan anak laki-lakinya.

Ibu dan anak laki-laki : Ibu lebih banyak berinvestasi menyangkut kehidupan sehari-hari anaknya dibanding ayah. Ibu juga lebih sering melakukan kegiatan emosional dan khawatir tentang kesejahteraan anak-anaknya. Perhatian ibu pada anak laki-lakinya lebih kepada makanan daripada hal yang lainnya dan memberikan kenyamanan dan lebih memperhatikan kesehatan anak laki-lakinya dibandingkan dengan anak perempuannya.

Ibu dan anak perempuan : lebih diterapkan pelatihan mengenai memakai pakaian yang rapi dan sopan, memelihara dan memberi saran-saran tentang penampilan fisik anak perempuannya seperti urusan pakaian, pemeliharaan rambut dan kulit agar tampak cantik. Memberikan contoh cara melindungi diri dari berbagai bahaya dari lingkungan dan memelihara serta melindungi alat-alat reproduktif dan pendidikan tentang masa puber beserta gejala biologisnya.

Dimensi Kenakalan Pelajar

Hasil pada analisis Gender menunjukan adanya dua dimensi dari kenakalan pelajar, yaitu kenakalan jenis umum dan kenakalan kriminal yang terbukti dengan adanya kolerasi antara variabel laten yang sangat kuat. Secara terpisah kenakalan jenis umum terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu dimensi kenakalan umum dan dimensi kenakalan kriminal baik untuk contoh laki-laki dan perempuan. Berdasarkan bukti-bukti empiris maka dapat dibuktikan bahwa pengukuran kenakalan pelajar menunjukan tingkat reliabilitas dan validasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu, variabel kenakalan pelajar dapat dijadikan satu variabel komposit yang terdiri atas dua indikator, yaitu, kenakalan umum dan kenakalan kriminal.

Hasil analisis Multivariate of Covariance membuktikan bahwa kenakalan pelajar baik kenakalan umum maupun kenakalan kriminal dipengaruhi oleh jenis kelamin, contoh yang lebih besar pada contoh laki-laki dibandingkan dengan perempuan, sifat kepribadian contoh yang cenderung maskulin dan ekstrovert, pengasuhan ibu yang cenderung keras dan kasar, tingkat kualitas hubungan dalam keluarga yang cenderung tidak bahagia, tingkat penghargaan diri yang cenderung rendah, dan hubungan teman yang kurang akrab dan kurang mengikat. Dikemukakan pula bahwa pengasuhan ibu yang kurang baik berpengaruh nyata pada tingkat kenakalan umum dan kriminal, sedangkan pengasuhan ayah yang kurang baik hanya berpengaruh pada kenakalan tingkat umum saja.

Berdasarkan hasil dari output between subject, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tes antara jenis kelamin (dibandingan dengan sejenis kelamin), maka:
• Baik kenakalan umum maupun kriminal masing-masing dipengaruhi oleh sifat kepribadian contoh. Secara umum, kenakalan pelajar dengan jenis kenakalan umum dan kriminal berbeda nyata berdasarkan kepribadian contoh. Contoh yang mempunyai sifat yang maskulin dan ekstrovert cenderung untuk berprilaku nakal di banding contoh yang mempunyai sifat feminim dan introvert.
• Baik kenakalan umum maupun kriminal masing-masing dipengaruhi oleh pengasuhan ibunya, pengasuhan ibu yang lebih dilandasi kehangatan dan dukungan akan mempengaruhi penurunan tingkat kenakalan baik umum maupun kriminal dibanding dengan contoh yang mendapatkan perlakuan pengasuhan yang kasar dan keras.
• Jenis kenakalan umum dipengaruhi oleh pengasuhan ayahnya. Perlakuan ayah yang lebih dilandasi kehangatan dan dukungan mempengaruhi penurunan tingkat kenakalan umum dibanding dengan contoh yang mendapatkan perlakuan pengasuhan yang kasar dan keras.
• Baik kenakalan umum maupun kriminal, masing-masing dipengaruhi oleh kualitas hubungan dalam keluarga. Contoh yang mempunyai kualitas hubungan keluarga lebih tinggi (lebih menghasilkan rasa puas dan bahagia) akan mempengaruhi penurunan tingkat kenakalan baik umum maupun kriminal contoh dibandingkan dengan contoh yang mempunyai hubungan dalam keluarga yang kurang baik.
• Baik kenakalan umum dan kriminal, masing-masing dipengaruhi penghargaan diri (esteem). Contoh yang mempunyai tingkat penghargaan diri lebih tinggi, akan terhindar dari perbuatan kenakalan baik umum maupun kriminal dibandingkan dengan contoh yang tidak mampu memberikan penghargaan terhadap diri sendiri.
• Baik kenakalan umum dan kriminal masing-masing dipengaruhi oleh kecerdasan emosi. Contoh yang memiliki kecerdasan emosi yang lebih tinggi akan terhindar dari perbuatan kenakalan baik umum maupun kriminal dibandingkan dengan contoh yang tidak mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi.
• Baik kenakalan umum maupun kriminal, masing-masing dipengaruhi oleh hubungan dengan teman. Contoh yang mempunyai teman dengan kebiasaan perilaku baik dan kurang terikat hubungannya dengan teman justru akan terhindar dari perbuatan kenakalan baik umum maupun kriminal dibandingkan contoh yang memiliki teman berperilaku buruk dan sangat terikat dengan teman.

Perilaku Kenakalan Umum :
Perilaku penyimpangan dari norma yang merugikan diri sendiri, namun masih belum melanggar hukum frontal
Jenis-jenis perilaku kenakalan umum :
- Membolos / terlambat
- Nongkrong di jalan
- Mengganggu teman / orang lewat
- Menyelewengkan uang SPP
- Meroko
- Pesta sampai larut malam
- Menggoda ’cewek-cewek’ atau ’cowok-cowok’ di jalanan.
Biasanya, kenakalan pelaku kenakalan pelajar umum ini didominasi oleh pelajar pria (siswa) tetapi tidak sedikit pula siswi yang melakukan perilaku tidak terpuji tersebut. Meskipun jumlahnya lebih sedikit dari pelajar laki-laki.

Berdasarkan analisis gender, hasil uji statistik menunjukan bahwa kenakalan umum dan kenakalan kriminal serta kenakalan total contoh laki-laki lebih tinggi dari contoh perempuan, selanjutnya, kebiasaan merokok pada contoh dilaporkan hampir semua contoh dengan frekuensi kebiasaan merokok hampir setiap hari. Adapun kebiasaan menggoda lawan jenis di jalanan dilaporkan oleh hampir tiga perempat contoh dengan kebiasan duduk-duduk di pinggir jalan mengganggu orang dan berpesta pora sampai malam hari. Kenakalan umum yang cenderung berpeluang besar terhadap kenakalan kriminal yang dilakukan oleh contoh cukup memprihatinkan dan berhubungan dengan penggunaan media menuju kebebasan sex yaitu nonton VCD porno dan melihat gambar porno yang pernah dilakukan oleh setengah contoh. Kenakalan jenis umum dapat mengarah pada kenakalan jenis kriminal, yaitu menuju pergaulan sex bebas yang tidaak sedikit menjurus pada kasus perkosaan.

Perilaku Kenakalan Kriminal :
Perilaku penyimpangan dari norma dan bahkan melanggar hukum formal yang merugikan diri sendiri, dan merugikan serta menyakiti orang sehingga menimbulkan korban fisik berat kepada orang lain. Kenakalan kriminal menyangkut perbuatan yang ditangkap polisi.
Jenis-jenis perilaku kenakalan kriminal :
- Mengkonsumsi narkoba, minuman keras.
- Memalak atau mencuri
- Berkelahi dan menyakiti orang (Tawuran)
- Melakukan free sex.
- Meminum minuman beralkohol
- Membawa senjata tajam
Biasanya, kenakalan pelaku kenakalan pelajar umum ini didominasi oleh pelajar pria (siswa) tetapi ada pula siswi yang melakukan perilaku tidak terpuji tersebut. Meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit dari pelajar laki-laki.
Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa responden mempunyai masalah dalam perilaku sosialnya, khususnya dalam kenakalan kriminal. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena dapat merugikan bagi dirinya sendiri, sekolah, dan keluarga.

Proses Kenakalan Pelajar
Tiga titik rawan gejala kenakalan pelajar :
1. Terlambat sekolah yang dikarenakan oleh ’Nongkrong’ di jalan dan pergi keluyuran atau sekedar iseng-iseng melakukan sesuatu yang menggangu kelancaran proses belajar, mengajar di sekolah.
2. Menyelewengkan uang SPP untuk membiayai perilaku yang tidak sejalan dengan kegiatan proses belajar dan berbohong kepada orangtua.
3. Merokok yang membutuhkan biaya cukup besar yang diambil dari uang SPP dan kemudian ketagihan untuk merokok setiap hari.
Ketiga perbuatan kenakalan umum ini merupakan pintu gerbang untuk melakukan perbuatan kenakalan yang lebih tinggi.

Proses kenakalan pelajar pun bisa dijelaskan dengan konsep pendekatan ekologi keluarga.
a. Keadaan lingkungan mikro dari keluarga inti yang tidak stabil dah harmonis akan membuat remaja merasa tidak aman dan nyaman, seperti keadaan :
- Pengasuhan anak cenderung kasar dan keras
- Komunikasi dan interaksi dalam keluarga kurang harmonis
- Bonding antar keluarga kurang dekat
- Fungsi keluarga kurang optimal
- Sosial ekonomi keluarga kurang baik
- Tekanan ekonomi keluarga sangat tinggi
b. Keadaan lingkungan meso yang tidak memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil, maka akan menyebabkan anak merasa tidak mempunyai arti hidup yang bermakna, mulai merasa kesepian dan hampa.
- Bantuan dan dukungan antar keluarga besar kurang.
c. Keadaan di lingkugan meso yang tidak memfasilitasi dengan baik akan membuat anak semakin stres dan frustasi.
- Fasilitas sekolah kurang memadai
- Rasio kelas dan murid rendah
- Fasilitas olah raga kurang memadai
- Komite sekolah kurang optimal
- Rasio guru dan murid rendah
- Guru BP tidak memadai, tidak punya dana dan fasilitas yang memadai
- Tidak ada ’home visit’ pada siswa bermasalah yang menyebabkan kurangnya koordinasi guru dan orangtua
- Kegiatan BP kurang intensif, hanya parsial dan tidak teratur.
- Guru cepat lelah, kelas ribut, proses KBM terganggu.
d. Dampak dari keterbatasan kemampuan kinerja sistem keluarga dan sistem lingkungan sekolah membuat pelajar semakin stres dan frustasi :
- Pelajar tidak tersalurkan energinya
- Pelajar tidak dapat olah raga dengan bebas dan murah
- Pelajaran ekstrakulikuler tidak memadai karena mahal.
e. Outcome dari pelajar sebagai akibat dari kurang berfungsinya sistem keluarga dan sistem lingkungan sekolah, adalah :
- Pelajar merasa stres
- Pelajar kurang menghargai diri sendiri
- Pelajar berprilaaku agresif
- Pelajar berperilaku kenakalan umum, seperti : Membolos / terlambat, nongkrong di jalan, mengganggu teman / orang lewat, menyelewengkan uang SPP, Meroko.
- Pelajar berperilaku kenakalan kriminal, seperti : Mengonsumsi narkoba, minuma keras, memalak atau mencuri, berkelahi dan menyakiti orang lain, melakukan free sex.
- Akhirnya, nilai pelajaran menjadi rendah

Referensi :
Buku Kenakalan Pelajar, Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.sc.