Rabu, 12 Oktober 2011

MEMBEBASKAN PERASAAN

Kali ini, suasananya berbeda dari beberapa jam yang lalu. Hari ini bener-bener hari, di mana kayaknya gw ngerasain berbagaimacam perasaan. Dan saat ini, gw bener-bener takut kehilangan perasaan ini. Apalagi kalau udah berganti hari, besok misalnya, bisa aja berubah, jadi makin beriman, atau bisa juga melakukan kesalahan-kesalahan lagi.

Intinya, manusia emang g pernah luput dari kesalahan, dan sebenernya, hal itu bukannya jadi alasan dan pemakluman sehingga kita boleh melakukan dosa. Coz yang namanya setan, mana peduli nantinya sama kita.

Emang setan sih yang ngajak kita berbuat buruk, tapi kita nanti tetep gak akan bisa nyalahin setan, coz sebenernya keputusan bertindak mengikuti apa kata setan apa enggaak, yg ngebuat keputusan itu lhaa ya kita sendiri… so, sorry banget nii yaa, Tan… ‘Takkan kutunduk pada kejahilanmu, karena mengalir di seluruh tubuhku, kalimat Tuhan dari lidah rasulku, dan itu yang kupercaya’ (lirik lagu kesaksian-brother).

Sebelumnya gw mau mengungkapkan bahwa dalam tulisan ini, gw bukan mau menasehati siapa2, justru di sini gw mau menasehati diri sendiri, yang sedang belajar memahami apa itu makna keikhlasan.

Belakangan ini, gw ngerasa seriiing banget ngedumel, ngeluh… dll, pokoknya sewot2 komplain tentang ‘banyak hal’ lahh pokoknya. Dan ternyata hal itu malah tambah membuat perasaan gw tambah remuk tak menentu. Mungkin plong iya, mengeluarkan segenap unek-unek, bahwa memang benar, tak bisa dipungkiri lagi bahwa cinta memang tetap tak bisa dipaksakan. Kalau minat kita g di sana dan kita harus melakoninya, memang bakal jd beban…

Tapi gw tau, hal itu bukan untuk dijadikan penyesalan jika kita g mungkin lagi berbalik arah. Jika kita sebentar lagi mencapai garis finish. Dan semua tugas yang ada, semua beban yang terasa menumpuk ini tetap g terselesaikan jika hanya dengan mengeluh.

Saat ini gw ngerasa sangaaat berdosa. Terutama sama temen2 gw, sahabat2 gw. Karena selama ini gw seriiiing banget ngeluh ini itu di hadapan mereka, tentang tugas2 lahh, tentang si anu, si ono… tentang segala hal yang membuat hati gw panas. Tapi dengan kayak gitu, gw sekarang ngerasa bersalah banget coz udah mengalirkan energi negatif.

Pernah liat kan? Klo ada orang nguap, sebelahnya juga ikutan nguap, nahh itulah yang namanya pengaruh.

Tapiii, kalau gak ngeluh, g ngeluarin unek2, jdnya kurang plong, semua beban numpuk di hati sampai kerasa kayak gondongan di leher. Nyesek.

Gw mulai berusaha sadar sekarang, kita mungkin plong di luar, tp di dalam hati pasti jadi semakin memberontak, karena ada yg mensetujui pemberontakan hati kita. Kita jadi semakin galauu, dan depresi.

Saat ini gw sedang mencoba cara baru, jika beban beratt terasa menumpuk, dan ngerasain hal-hal yang kurang adil dan manusiawi, cobaa untuk melakukan langkah2 ini : menghirup nafas dalam, keluarkan perlahan, lalu beristighfar sambil mengusap2 dada.

*Memang terlihat seperti orang bengekk sihh, tapiii… hal itu sangat lebih mending daripada mengeluh, menggerutu, mencaci, memaki keadaan yang ga akan berubah meskipun sekasar apa makian kita, seemosi, sepanas apa kita memberontak.

Intinya, meredam dengan kesabaran, bersama Allah. Tegar dalam perjuangan, mengeluarkan unek2 sejadi2nya hanya di hadapan Allah.

Beban berat sepanjang hidup pasti bakal ada terus, beres ini… yang baru muncul.

Saat ini, gw tau banget kenapa gw menulis ini semua? Pdhal sebelumnya gw menuliskan komplain2 yang menghujat pemerintah. Hoho… Maksudnya menghujat keadaan dan aturan, serta sistem yang ada di sekeliling gw (dan g jadi gw publish).

Dan saat ini tiba2 gw merasa amat sangat bersalah atas pemberontakan itu, oleh karena itu gw menuliskan semua ini, karena gw merasa bersalah dan gw harus melakukan sesuatu untuk mengingatkan dan menasehati diri sendiri.

Mungkin kita pernah tersakiti oleh seseorang, mungkin seseorang pernah bersikap aneh dan tidak adil pada kita. Mungkin saat itu kita benar-benar merasa sakit hati.

Dan ternyata, memendam dendam itu adalah perasaan paling buruk yang pernah gw rasakan.

Saat ini, gw ingin melepaskan segalaa macam rasa tersinggung, rasa sakit hati, yang pernah menggantung dalam hati gw. Mencontoh Rasul yang meskipun udah diserang abis2an tapi tetap baik terhadap orang yang menyerang beliau.

Subhanallah…

Adalah benar bahwa kunci untuk melepaskan semua perasaan buruk itu ialah dengan berhuznuzon. Berbaik sangka pada orang, dan berfikir dia itu baik, ingatlah hal2 yang baik dari dia. Dijamin, bakal tenang deh ini hati.

Meskipun sakit hati itu manusiawi, tapi harus ingat selalu bahwa Allah akan selalu siap untuk menyembuhkan luka di hati kita…

2 komentar:

  1. Luka, kecewa, membuat kita lebih kuat. Seperti imunisasi ya, disuntik sakit, badan jadi demam, tapi, imunitas kita semakin meningkat. ^.^

    http://medicalera.com/info_answer.php?thread=15756

    BalasHapus

Ada tanggapan???