sumber gambar : planetnight.com
Entah mengapa selalu seperti ini. Selalu tidak nyaman rasanya memikirkan
sesuatu yang seharusnya tidak perlu menjadi bahan pemikiran. Memang ini adalah
masalah hati, tidak sepantasnya membawa-bawa pikiran terlampau jauh ke suatu
arena di mana hati yang lebih berkuasa. Mungkin memang aku terlalu memiliki
rasa ingin tau yang tinggi terhadap celah-celah kecil yang tertutup. Ini bukan
tentang ‘aku’ saja, tapi tentang kita semua yang merasa memiliki rasa ingin tau
di atas ambang batas kenormalan. Kadang tidak masuk akal. Kadang rasa ingin tau
yang berlebihan seringkali disertai rasa sakit yang sebenar-benarnya. Sesuatu
yang tidak seharusnya kita tau, sesuatu yang tidak sepantasnya kita jelajahi. Karena
jika kita mengetahui hal-hal yang tidak seharusnya kita tau, kemungkinan besar
kita akan kecewa, lalu terperangkap dalam permainan yang kita ciptakan sendiri.
Berat sekali rasanya mengabaikan bujukan hati untuk tidak terlalu jauh 'ingin' mengetahui kehidupan orang yang tidak wajib kita ketahui. Ketika kita mengagumi
seseorang, dengan beberapa sebab yang tak terjabarkan, kita akan terdorong
untuk mencari tau, mengamati, memperhatikan dari jarak sejauh apa yang bisa
kita jangkau. Entah mengapa, terkadang rasa kagum muncul bersamaan dengan rasa
penasaran yang sangat mengganggu, mengajak untuk memainkan sebuah permainan di
mana tak ada yang kalah dan yang menang. Permainan yang membingungkan. Namun, kita tetap mengikuti seruannya. Seruan untuk bermain-main dengan
api.
Aku tak ingin mendeklarasikan cinta, tak ada sebab-sebab yang
melatarbelakangi untuk melakukannya. Ketika kita terlanjur terjerat, ketika
kita terlanjur tau tentang hal-hal yang sebenarnya tak perlu kita tau, kita
akan pasrah pada beranekaragam perasaan yang memadati semua rongga. Dan ketika
kita merasa semakin terhimpit dengan perasaan itu. Yang ingin kita lakukan
hanyalah ingin mematikan kobaran api yang sudah terlanjur menyala dalam jiwa.
Meskipun sulit, namun perasaan yang tak beralasan dan tak mempunyai harapan itu
harus segera dihentikan. Kecuali jika kita percaya, ada tujuan yang mulia pada akhirnya, bukan sekedar rasa yang relatif hampa.
Kepada sebuah celah yang melubangi pikiran,
Ingin rasanya mengembalikan semua langkah yang terlanjur direntangkan.
Sebelum aku membaca namamu di suatu situasi yang sepi. Ketika entah kenapa
dengan tidak sopannya rasa penasaran ini muncul tiba-tiba, membuatku ingin
mencari tau tentangmu… Lebih jauh… Lebih dekat…
Dengan berjuta situasi yang tak pasti, dengan deklarasi-deklarasi yang
nyaris mati. Aku memang tak mencium aroma harapan tentang kisah-kisah manis yang
mungkin akan terbina. Namun, di bawah naungan bumi yang sama. Sebagai sesama manusia.
Aku ingin mengucapkan terima kasih. Karena kau telah memberikan sedikit celah
dalam pikiranku.
Celah Inspirasi. J
hmmm,, aku pingin punya suami orang SURAKARTA.. *gak nyambung*
BalasHapus