Bukan menit, bukan pula detik. Bukan
kalimat-kalimat terpotong tak berkelanjutan. Dalam hitungan hari, bulan, tahun,
bahkan seumur hidup. Dalam atap langit yang sama dan gertakan angin yang sama.
June, 2011, Binakarya
Tepat nyaris satu tahun, meski masih
terhitung mundur berjuta-juta detik. Hari di mana ada hal lain yang masuk dan
merubah segalanya. Singgah sementara seolah menayangkan sekilas cuplikan tugas
masa depan, secepat kilasan, secepat kenangan yang terbentuk untuk menjadi masa
lalu.
Rasanya baru kemarin, merasakan
dinginnya telapak kaki di lantai-lantai semen, menimbun air di beberapa ember
untuk mandi, mendengarkan adzan subuh, tanpa motivasi untuk tidur kembali.
Semangat yang telah tertunda lama, tampak seperti kilasan balik masa-masa
perkasa, dan segala hal yang berjalan seharusnya.
Kerinduan ini terbentang sepanjang
jalan pintas yang tak lagi bisa terukur. Sejauh masa lalu yang menjembatani
perbedaan waktu. Merebak issue
tentang teknologi lorong waktu yang dapat membuat manusia kembali ke masa lalu,
tergoda untuk terjun mencoba. Sempat berpikir untuk merasakannya, lalu setelah
sampai, segera membakar jembatan yang akan membawa raga ini kembali. Karena…. Tak
mau kembali pulang.
Kedewasaan.
Motivasi
berjuang.
Empati tanpa
keegoisan.
Kesabaran
yang bertahan.
Air mata
yang tak mau keluar.
Hati yang
lebih baik.
Senyum
ketulusan.
Keberanian.
Kemauan
belajar.
Keikhlasan.
Keringat perjuangan.
Langkah yang
tegak, dan…
Kebahagiaan
Sejati.
#Ya, Tuhan… ingatkan lagi hamba
cara-cara itu.
June, 2011, Binakarya
_Rindu masa-masa itu, masa di mana
ketakutan dan pikiran-pikiran buruk kalah perang_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada tanggapan???