Hidup di Garut itu aman, damai, dan tentram… Sebenernya sama, di Bogor juga begono… Kota damai, amiiin. Yang bikin beda itu orang-orangnya… di Garut itu orang-orangnya ramah-ramah, sama orang yang baru liat di angkot aja bisa disenyumin, eitts, maksudnya senyum ramah, bukan senyum-kedip-jilat ala manusia genitt. Kalo nyasar gak segen-segen nanya, karena orang-orangnya juga terlihat welcome. Biasanya kalo di Bogor, ada orang yang nanya jalan pun gw curigaa, sehingga berbicara tanpa menatap mata…
Masih soal angkutan umum. Ternyata, sama-sama ngetem, angkot di garut menuju kabupaten ternyata lebih mahal. Kalau di Bogor jarak segitu hanya 2500 saja, di Garut bisa 4000.
Cuaca di Garut lebih dingin daripada di Bogor. Jauh lebih dingin di beberapa tempat tertentu. Oleh sebab itu, Alhamdulillah, selama di Garut gak pernah ngerasain yang namanya sembelit. Lancar selalu setiap hari. ^^ Padahal segituu jarang makan seratt coz susah cari jus di pedalaman. Kalau di Bogor, cuaca kadang dingin, tapi seringnya panas. Apalagi Darmaga… hehe, anginnya pun panas terik membakar. Garut tak pernah terlalu panas. Tempat ngademin hati daan pikiran. AC alami...
Garut kota cukup rame, tapi nggak serame dan semacet Bogota (Bogor Kota). Kalau kita ke Kota Garut, niscaya susah nyasar. Soalnya jalan itu kayak lingkaran saiton. Kalau kita berangkat dari arah sana, ehhh… ternyata nembus-nembusnya ke sini. Jaraknya deket-deket. Garut kota kayak kota yang dikelilingi beberapa kecamatan. Kalau Bogor kota jalannya memanjang… lebih luas, jarak dari sono ke sini kadang2 sangat jauh dan nggak nyambung. Gak kayak Garut yang ternyata jalannya nembus2… di Bogor juga meski luas tapi susah nyasar, coz jalannya gak terlalu bercabang.
Air di Garut dinginnya bikin merinding disco. Di Bogor kadang kalau siang air jadi anget.
Di Garut, banyak pengendara motor yang pake jaket kulit, tukang ojeg pun seperti itu… haha… kalau di Bogor jarang.
Di Garut kalau ngedengerin lagu-lagu galau nggak ngefek di hati. Karena nggak sesuai. Hehe… Mungkin karena gw terlalu betah, jadi sepertinya nggak pernah berniat untuk kabur dari keadaan. Tapi kalau di Bogor, dengerin lagu2 galau bener2 nyampe ke hati dan jadi sedih ujug2. Mungkin efek ‘perasaan bersyukur’ karena ternyata banyak orang-orang yang bisa membuat kita merasa harus bersyukur dan tak pantas bersedih.
Wanita-wanita Garut itu mungil-mungil, cantik-cantik, putih-putih. Wanita-wanita Bogor itu modis-modis tapi tetep menjunjung kesederhanaan.
Pria-pria di Garut kadang-kadang diam-diam menghanyutkan. Hehe… ‘dosen pernah bilang, kalau ke desa harus pake cincin yaa…’ hehe… daan ternyata benaar, kawan! (u know lah maksudnya supaya apa). Kalau pria-pria Bogor itu nggak diam-diam lagi.
Tas-tas, baju-baju, sepatuu di Garut mahal-mahal, mungkin kualitasnya bagus, tapi kurang memenuhi selera. Sedangkan di Bogor modelnya bagus2 dan murah2, tapi kualitasnya kurang.
Rendahnya minat mencopet di Garut… hehe, bayangin, kamar kita itu jendelanya rusak, bisa dibuka dari luar kapanpun anda mau. Di sana terletak HP, Laptop dll… kadang laptop diletakan begitu saja di kamar, sementara kita pergi ngaji, rumah nggak dikunci, Alhamdulillah gak ilang. Tp kita harus tetep waspada, jangan diikutin itu sih, gw Cuma salut aja sama masyarakat desa ‘tersebut’. Kalau di Bogor… wahh, nggak tau deh, hehe,,, insya Allah aman damai juga… Amiiin.
Dua-duanya kota yang gw cintai... ^^
Kalau boleh gw poligami, poligamii deh gw...
Kalau lagi di sono, kangen yang ini, kalo lagi di sini, kangen yang sono...
Garut-Bogor???
Hmmm... Milih mana yaa?
*Ke Zimbabwe aja dah ahh...