Tapi, saya gak mau bilang, ‘wajar lah, kan setan emang
tersedia tiap hari’. Hehe, berhubung bulan ini bulan baik, saya gak mau
ngegosipin setan jenis apapun. Karena di posting kali ini saya mau mengucapkan
selamaaaaat… kepada orang-orang yang Alhamdulillah, akhirnya menemukan jalan yang
benaaar.
Jujur, saya malu banget, bro! ngeliat orang-orang yang hidup di luar
negeri, yang pada umumnya penduduk di sana banyak yang non-is, bukan negara
islam pula, tapi ibadahnya udah bagus banget.
Lebih lagi kemaren, saya inget
orang-orang yang saya tau dan baru memeluk agama islam tapi semangat
mempelajari islamnya bisa melebihi orang yang udah islam dari lahir *seperti
saya. +____+
Sebelumnya, saya sempet mikir, sebenernya, takdir itu gimana sih? Ada
orang-orang yang dilahirkan dari keluarga yang non-is, di tempat yang jauh juga
dari sentuhan islam. Lalu, ketika mereka lahir, dengan wajah tidak berdosa,
bayi-bayi yang gak tau apa-apa itu tidak diperkenalkan dengan islam sama sekali
oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jadi, bagaimana mereka bisa melihat
cahaya islam, jika itu gak ditanamkan di kehidupan sehari-harinya. Bagaimana
bisa setelah dewasa mereka dikatakan kafir dan berdosa jika belum memeluk agama
islam?
Sempet juga berpikir bahwa, mungkin aja, kalau saya terlahir di keluarga
yang bukan beragama islam dan di tempat yang tidak memperkenalkan ajaran agama
islam. Saya akan buta sama sekali mengenai pencarian jati diri, dan tetap
mengikuti agama keluarga saya. Jadi, saya sempet juga ngerasa, ‘kok gak adil
ya’, atau, ‘kasian ya’, dan juga sekaligus bersyukur sendiri karena saya
dilahirkan di keluarga muslim, di tempat yang mendukung pula.
Tapi, tenang, saya bukan ingin menyalahkan takdir, apalagi mengatakan
Allah gak adil. Sama sekali enggak. Saya Cuma manusia biasa yang suka penasaran-penasaran
gak jelas, dan suka tiba-tiba muncul pertanyaan gak jelas juga. Dan beberapa
pikiran dan pertanyaan yang sempat melintas itu sebenernya udah saya tau juga
jawabannya. Bahwa Allah dalam memberikan hidayah itu sesuai kehendak-Nya. Dan
saya sangat merasa bersyukur, lahir di keluarga pemeluk islam. Dan tentang
segala aturan kafir atau bukannya, itu ya emang udah ada aturannya dari Allah.
Balik lagi ke para mualaf tadi, sekali lagi, beneran deh, saya jadi malu
luar biasa sama Allah dan hidup saya sendiri, jika dibandingkan dengan
orang-orang yang tadinya ‘non-muslim’ yang mencari-cari jati diri, yang
mencari-cari jalan kebenaran, meski pasti banyak tantangan, hambatan,
rintangannya. Tapi mereka bisa dengan tegas mengucapkan dua kalimat syahadat,
lalu belajar dengan serius mengenai islam.
Tentunya, tantangannya pasti lebih besar daripada kita-kita yang udah
difasilitasi oleh orangtua dan lingkungan. Jangankan yang mualaf, saya sendiri
kadang ngerasa belum bisa mengamalkan aturan-aturan yang sebenernya saya sudah
tau itu boleh atau enggaknya, tapi tetep saya langgar. Karena masih terbatas
tradisi-tradisi yang ada dalam keluarga, yang kalau kita tidak melakukan
tradisi itu, dirasa kurang afdol. X___X dan ini susaaah bangett diperanginya.
Balik lagi, sebenernya saya ingin mengucapkan selamaaat kepada Renata
Novomestka yang telah memeluk agama Islam, tiga minggu sebelum Ramadhan tahun
ini. Kenapa saya bahas Renata di sini, soalnya, dia salah satu orang yang menginspirasi saya
tahun lalu, terutama karena kemandirian dan ketangguhannya.
Nih, yang belum tau siapa itu Miss Novomestka... Seorang mahasiswa pertukaran pelajar dari Valasske Mezirici, Ceko, yang belajar di Sekolah Tinggi kejuruan di Pamengpeuk, Garut, usianya 24 tahun. Miss Novomestka atau yang dikenal dengan sebutan 'Rene' ini adalah salah satu housemates acara Bigbrother yang diadakan tahun lalu (2011), dan memperoleh gelar Juara 3.
Tahun yang lalu, ada acara di
TransTV yang namanya ‘Big Brother” singkatnya, itu acara sebenernya bukan acara
pencarian bakat, tapi acara yang menurut saya lebih dari sekedar pencarian bakat
lahir semata. Tapi juga bakat-bakat abstrak yang berupa pertahanan diri, kesungguhan, kebijaksanaan, kesabaran, ketangguhan, ketulusan, dan kejujuran.
Saya tau, ini udah basi banget, di tahun
‘dua ribu dua belas’ gini bahas acara tahun ‘dua ribu sebelas’ itu artinya udah
satu tahun berlalu. tapi beneran deh, acara ini membuat saya bener-bener merasakan KKP sebagai ajang
yang ‘sama’ seperti acara Big Brother. Hidup itu amanah, dan memang haruss kita
jalani sebaik-baiknya hidup.
Kembali lagi ke Renata, alias Rene.
Hampir setiap hari saya memperhatikan acara itu, dan yang paling membuat saya berkesan
adalah karakternya Rene yang Kuat. Kuat di sini bukan artinya dia paling
berkuasa, banyak bicara, sok pemimpin, sok paling bener, sok ngatur. Justru
pada awalnya Rene itu terlihat sangat minoritas sekali diantara para
housemates2 lainnya, sangat apa adanya dan suka duduk menyendiri di pojokan, padahal yang lainnya berkumpul2 ria bergosip2 seru. Intinya dia gak begitu eksiss lah… Gak seperti beberapa
temennya yang kadang suka mendominasi.
Tapi, lama kelamaan, dengan
tugas-tugas yang diberikan kepada mereka, saya mulai memperhatikan bahwa Rene
itu sungguh-sungguh orangnya. Entah karena emang dia bule,,, hehe, coz katanya
sih itu yang ngebuat orang Indonesia kalah canggih sama orang2 luar. Dalam masalah
‘sungguh-sungguhnya dalam menjalankan tugas atau amanah’.
Di saat orang-orang tidur-tiduran,
males-malesan, gossip-gosipan, si Rene ini justru ngasih makan kambing yang
harus dijaga housemates. Dia itu netral, apa adanya, gak berusaha terlihat
menonjol. Dia itu menonjol yah karena dia sungguh2 dalam menjalankan tugas, dan
sifatnya juga baik, netral. Gak berkoalisi dan gak penjilat. Makanya penonton
yang bisa menilai, meskipun dia bule, keluarganya pada di Ceko, tp poling sms
dia selalu tinggi. Sampai akhirnya masuk 3 besar.
Tapi Renata ini udah jadi orang
Indonesia tulen lho… meskipun saya rada-rada heran, kenapa dia nyangkut di pedalaman
Pamengpeuk, Garut ya? Hehe, padahal kan orang Ceko. Lagi-lagi takdir Allah yang
membawa dia ke sana. Bertemu orang-orang baru di Indonesia, mengikuti acara big
Brother, dan… ada beberapa episode yang membuat saya nangis Bombay di depan tv
saat nonton big Brother.
Saat itu, satu tahun yang lalu,
bulan puasa juga, di rumah big bro nuansanya jadi sangaaat islami sekali. Saur bersama,
buka puasa bersama, taraweh juga. Housemates udah semakin sedikit, tapi
ibadah-ibadah tetep berjalan, waktu itu Alan yang jadi imam sholat taraweh,
Tengku, Sinta jadi makmum, setelah itu mereka ngaji di mushola rumah megah itu.
Dan si Rene itu ngintip, duduk di depan pintu dengan wajah yang ngebuat saya
pengen nangis asli. Kayak wajah-wajah sedih dan terharu… dia ngeliat Alan,
Tengku, dan Sinta sholat dan ngaji di mushola. Akhirnya si Rene ini curhat sama
Big Brother. Dia penasaran dengan Islam, dan menurutnya Islam itu indah dan
mendamaikan.
Mungkin kalau saya yang cerita di sini jadi kurang mengharukan, harus liat dan merasakan sendiri adegannya, haha... sampai saya bener-bener
mendoakan Rene supaya masuk Islam. Dan ternyata bukan saya aja yang mendoakan.
Banyaaak banget, di official threadnya big brother di kaskus maupun fanspagenya
di fb, banyak banget yang terharu sama adegan-adegan Rene yang penasaran tentang Islam. Banyak juga yang mendoakan. Sampai fansnya Rene menghadiahi Rene Al
Quran.
Rene pun akhirnya bilang ke big brother bahwa setelah baca
terjemahan Al Quran, dia tertarik mempelajarinya dan dia pengen belajar sholat
dan puasa. ^___^
Setahun lamanya gak denger kabar para
housemates big Brother. Saya kaget waktu kemaren liat acara kultum Ustad
Maulana sebelum buka puasa ada si Rene lagi ngedengerin ceramah dengan sangat seriuss dan bertanya beberapa pertanyaan mengenai Islam ke Ustad yang ceramahnya. Malem-malemnya padahal saya tiba2 mimpiin Rene masuk
islam. Ehh… sebelum maghrib saya liat Rene yang udah lama gak muncul di tv, tiba2 ada di acara kultum. Dan dia pake jilbab. :D
Alhamdulillah… ternyata Rene memang baru tiga minggu memeluk Islam dan sangat ingin belajar Islam
lebiih dalam.
Jujur, Bro, saya terharu banget sama kejadian Rene mualaf ini, pencarian jati diri yang cukup penuh hambatan dan rintangan... dibanding kita yang emang lahir di keluarga muslim.... saya pun tau adegan tahun
kemaren waktu dia duduk sendiri terharu ngintipin orang sholat, saya liat
ekspresi wajah dia yang mupeng… pengen ikut sholat dan puasa juga, pengen bisa
baca Al Quran juga, kayak housemates yang lain. Dan puncaknya… saya baru tau
tadi bahwa Rene akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat tiga minggu sebelum
Ramadhan tahun ini. Terlebih saya pernah baca artikel bahwa Rene itu dulunya aktivis gereja. Bahkan
untuk masuk islam itu, banyaaaak bangett yang nyela, dari keluarga lah, dari
fans2nya juga, dll.
Perjuangan mendapatkan Islam itu
suliiiit banget bagi orang-orang tertentu. Kita yang udah Islam dari sononya.
Kenapa ya masih suka gak merasa bersyukur atas keislaman kita. *dalam hal ini
saya maksudnya* gak bersyukur itu banyak macamnya, suka males-malesan belajar
mendalami agama, itu salah satu jenis tidak bersyukur menurut saya. Padahal justru kita
harus memanfaatkan kesempatan yang udah Allah berikan sama kita ini.
Terlahir
sebagai seorang muslim di keluarga muslim itu anugerah terindah bagi saya.
Namun entah kenapa, saya cukup jarang memanfaatkannya.
Astagfirulloh, saya malu banget dah pokoknya klo inget para mualaf2 yang rajin belajar agama.
Tapi saya bakal berusaha menjadi
versi saya yang lebih baik lagi. Usaha itu butuh proses, butuh waktu, butuh
kemauan. Semoga kita semua bisa menjalani prosesnya dengan baik. Amiiiin.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayahNya pada kita semua.
***
Sumber gambar Renata Big Brother : Official thread BB Indonesia (Kaskus)
***
Sumber gambar Renata Big Brother : Official thread BB Indonesia (Kaskus)