Jumat, 29 Juni 2012

DETIK-DETIK YANG KEMBALI


Bukan menit, bukan pula detik. Bukan kalimat-kalimat terpotong tak berkelanjutan. Dalam hitungan hari, bulan, tahun, bahkan seumur hidup. Dalam atap langit yang sama dan gertakan angin yang sama.

June, 2011, Binakarya
Tepat nyaris satu tahun, meski masih terhitung mundur berjuta-juta detik. Hari di mana ada hal lain yang masuk dan merubah segalanya. Singgah sementara seolah menayangkan sekilas cuplikan tugas masa depan, secepat kilasan, secepat kenangan yang terbentuk untuk menjadi masa lalu.
Rasanya baru kemarin, merasakan dinginnya telapak kaki di lantai-lantai semen, menimbun air di beberapa ember untuk mandi, mendengarkan adzan subuh, tanpa motivasi untuk tidur kembali. Semangat yang telah tertunda lama, tampak seperti kilasan balik masa-masa perkasa, dan segala hal yang berjalan seharusnya.

Kerinduan ini terbentang sepanjang jalan pintas yang tak lagi bisa terukur. Sejauh masa lalu yang menjembatani perbedaan waktu. Merebak issue tentang teknologi lorong waktu yang dapat membuat manusia kembali ke masa lalu, tergoda untuk terjun mencoba. Sempat berpikir untuk merasakannya, lalu setelah sampai, segera membakar jembatan yang akan membawa raga ini kembali. Karena…. Tak mau kembali pulang.

 Kedewasaan.
Motivasi berjuang.
Empati tanpa keegoisan.
Kesabaran yang bertahan.
Air mata yang tak mau keluar.
Hati yang lebih baik.
Senyum ketulusan.
Keberanian.
Kemauan belajar.
Keikhlasan.
Keringat perjuangan.
Langkah yang tegak, dan…
Kebahagiaan Sejati.

#Ya, Tuhan… ingatkan lagi hamba cara-cara itu.

 June, 2011, Binakarya

_Rindu masa-masa itu, masa di mana ketakutan dan pikiran-pikiran buruk kalah perang_