Kamis, 24 Juni 2010

WHAT WILL I BE?


Damai banget rasanya liburan kali ini. Setelah minggu-minggu sebelumnya bereksperimen yang aneh-aneh dan nekat-nekatan. Akhirnya, gw bisa merasakan kedamaian juga... Pertengahan liburan kali ini sungguh indaaahh, dan gw merasa punya sayap untuk terbang! Ahaha... dan menari-nari di udara... (padahal mah, naek jembatan gantung aja takutnya setengah idup) haha... bodo amat, tapi, setelah beraneka ragam syok terapi dan tekanan batin yang gw alami hari-hari kemarin, membuat gw berpikir lebih dewasa.

(Omaygat! Ternyata saya sudah berumur) tapi, kali ini gw gak mau bahas tentang umur yang semakin hari semakin bertambah dan jatah idup yang semakin berkurang. Coz itu terlalu sering gw bahas! Karena kali ini, gw akan melampiaskan apa isi hatikuuu... tentang ”RENCANA MASA DEPAN” .

Yang jelas, gw pengen menikah dan mempunyai anak, agar keturunan kami tak punah, niat baik awal dari tujuan mulia... yaitu mendidik anak-anak sebagai generasi penerus bangsa... (sambil ngibarin bendera merah putih) meski tujuh belas agustus masih lama, gw tetap mencintai Indonesia. Idih, jangan dulu deh, jgn dulu 17 agustus, deket sama ulang tahun saya, jadi puluhan dong umur saya kalau begitu...

Tuh, kan, mulai, gimana gw mau merencanakan masa depan jika gw sendiri tak siap menjadi dewasa! Nyaris semua orang tak ingin menjadi tua! Tua itu pasti, tapi dewasa adalah pilihan. Dan gw gak mau jadi manusia tua2 keladi...

Dengan sadar umur, gw jadi berpikir tentang nasib bangsa di masa yang akan datang! (boong banget sih, biasanya mikirin diri sendiri jugaaa) iyahh, minimal nasib diri sendiri dulu deh, klo nasib diri sendiri aja gajebo gimana mau memperbaiki nasib bangsa...

Mungkin, klo dulu, gw masih boleh berpikir bahwa cita2 gw adalah Arsitek, penyanyi, Dokter ataupun masinis. Tapi kali ini bentuk tujuan hidup gw lebih jelas dan terarah, meski dengan itu banyak kandidat2 cita2 yang gugur. Yahh, gak mungkin lah saat ini gw masih terobsesi ingin menjadi pilot atau masinis yang manis. Ini hanya target2 hidup yang gw cita2kan... meski kadang banyak bgt kendala dan rintangannya.., lulus tepat waktu n lanjut S2, psikologi klinis... Hwaaa, mauuu... TAPI, ada yang lebih gw mau lagi. Menjadi wirausaha muda mandiri dan seorang psikolog klinis... Ada juga yang lebih gw mau lagi... hhe... Jadi Dokter Keluarga... Isteri yang baik bagi suami, Ibu yang baik bagi anak2... percuma kan, klo kita hanya apal teori2 tentang keluarga tapi gak diaplikasikan dalam kehidupan sehari2.

Pokoknya, gw cintaaaaa bangettt sama apa yang gw cita2kan saat ini.... gw cintaaa dengan apapun jalan yg Allah pilihkan... Karena itu adalah jalan yang TERBAIK... ^^

Sumber Gambar : annesplace.com

Bingung Mengawali

(Pengalaman satu semester yang lalu)

Ngerasa bersalah? Ah, enggak juga ah! Ada iya-nya dan juga ada enggak-nya! Coba jika mereka jujur dan mau terbuka. Mungkin kemaren juga udah beres kali tu tugas! Ahh... bukannya apa2 ya, sedikit kesel aja. Gw paling gak bisa kerja kalau waktunya udah amat sangat mepet, dan yang kedua, gw paling gak suka kerja sama sama orang yang nulis tu mikir-mikir ’kalimat apa yang tepat dan pas’ itu bikin lama naudzubilah...

Berlawanan banget sama prinsip gw dalam bekerja dan membuat tugas. (mulai nih aplikasi bias persepsi frem of reference) semua orang pasti menganggap dirinya benar, ternyata ini bukan egois, tapi manusiawi. Setiap orang punya alasan kuat mengapa dia benar, gw gak akan bilang cara dia salah, cara si ono salah, gaya dia kerja aneh, yahh... itu mah relatif. Kalau yakin bener, ya yakinlah... nah itu juga yang jadi keyakinan gw bekerja. Keep fokus. N masalahnya gw adalah orang yang kurang bisa fokus kalau kerja kelompok. Lebih efektif kerja sendiri. Maka dari itu gw tahu mengapa dalam setiap tes hasil kecerdasan intrapersonal gw tinggi sedangkan interpersonalnya sangat meragukan...

Balik lagi ke hal yang tadi, yang namanya makalah, laporan, resume, analisis topik dan sejenisnya sudah menjadi makanan kita sehari-hari. So, dibutuhkan kepandaian untuk menulis secara sistematis dan teoritis. (haha, dan itu yang gw kagak bisa) Tapi saya punya cara jitu! Dan alhamdulillah selalu berhasil, maksudnya kerja cepat dengan hasil gak jelek2 amat.

Apa salahnya sih kalau kita pakai otak kanan dulu baru otak kiri kemudian?

Mentok dalam membuat kalimat awal yang sesuai sama topik bahasan?

Ini yang selalu gw lakukan, tulis dulu aja semua yang ada di otak, seluas2nya, sebebas-bebasnya, selepas2nya, selebay-lebaynya... tanpa memikirkan bahasa ini tepat apa gak, ilmiah apa nggak, tulis aja dulu apa yang ada dalam otak tentang topik itu. Itu gunanya otak kanan. Ngalir terus kata-kata yang sesuai ataupun tidak, biarin aja... jangan tanggepin otak kiri (otak analisis) nyela, misalnya, ehh.. itu bahasanya kurang pas deh, aduh... jangan gini deh kurang keren... eh ehh, itu komanya ketinggalan... dll... bisikan-bisikan cerdas dari otak kiri akan mengganggu kerja otak kanan yang lagi enak-enaknya mengalir dengan indah tanpa memikirkan ini ’benar atau salah’ so, terus aja, jangan perhatiin tanda baca dulu... tuangkan segenap ide dan pengetahuan tentang topik tersebut tapi jangan melenceng jauh juga) nahh... baru kalau tugas otak kanan udah selesai, baru otak kiri yang ngoreksi) edit sana sini... baca lagi dari awal, ada yang kurang pas, ya, diganti, ada yang lupa koma, ya diselipin, ada yang kaga nyambung sama topik, ya dihapus, ada yang kurang, tambahin... dan setelah itu... SELESAI dehh...

Sebenernya itu teori yang pas buat nulis fiksi sih, bukan buat laporan tugas. Tapi pas dicoba, enak juga... nyambung2 juga. Coba aja bayangin kalau kita masih memikirkan kalimat awal apa yag cocok untuk pembahasan. Kalau pake otak kiri mah lama... pasti tulis hapus tulis hapus... Udah nulis satu kalimat, trus gak pede dgn kalimat pembukaannya, hapus, ulang lagiii... haduhh... cape dehh... coba kalau tulis dulu aja semau gue... (sementara) untuk merangsang ide2 ngalir, nanti boleh edit2an kalau udah selesai.

Makanya, knpa gw sering memutuskan untuk membagi tugas aja. Supaya nggak lieur! Saya punya cara sendiri dan silakan anda menggunakan cara anda sendiri. Itu tuh dalem hati gw kalau udah emosi... (pengalaman waktu tpb) gara2 tugas gak selesai karena sang pemimpin terlalu kritis dan perfeksionis untuk menata setiap kata2nya. Hasilnya..., 30 menit baru menghasilkan satu paragraf yang terdiri dari empat baris.

Intinya, balik lagi ke prinsip AIR... LET IT FLOW.... biarkanlah pikiran kita mengalir begitu saja, setelah itu analisis apa yang kurang. Insya Allah dehhh... yah kaya tadi, kerja cepat dengan hasil yg gak jelek2 amat... yah, kalau bisa sih kerja cepat dgn hasil mantap! Kaya prinsip dasar manajemen... EFEKTIF dan EFISIEN... ^^

Sumber gambar : practicee.wordpress.com

Rabu, 23 Juni 2010

Impossible FEELING


Nyaris tengah malam... detik ini, setelah sekian lama berhenti menuliskan pesan-pesan perasaan lewat tulisan yang terangkai, karena terlalu dalam perasaan ini, atau terlalu dangkal? Aku tak begitu yakin dengan perasaan ini, tapi, pada akhirnya, malam ini perasaan itu sudah tak ingin kupendam sendiri, bersama kebodohan yang tersembunyi di balik jendela-jendela hati yang memungkiri, penuh kemunafikan yang tak berarti...

Pernahkah kalian menulis serangkaian kata hingga menjadi sebuah kalimat bermakna, namun, setelah kalian membaca lagi kalimat tersebut dari awal, ada perasaan yang membuat kalian menghapus lagi apa yang telah tertulis... Hingga harus mulai lagi dari awal, apa yang lebih tepat untuk diungkapkan.

Aku sering mengalaminya... Bahkan saat ini, beberapa kali kuhapus kalimat-kalimat yang kurasa 'sangat bodoh'. Seperti perasaan yang menemaniku saat ini, aneh, tapi dia sangat nyata. Ini sangat mustahil, bahkan terlalu mengada-ngada. Tapi ketika kita dilanda perasaan seperti ini, kita seolah berubah menjadi sosok melankolis yang termenung seorang diri di sudut ruangan sepi. Tak ingin terusik apapun. Seceria apapun kepribadianmu...

Aku memang tidak pandai merangkai kata, tetapi, siapapun yang memiliki hati nurani, dia pasti mempunyai kemampuan mengungkapkan perasaan dengan bahasa. Bahasa... Itulah yang membuatku tersenyum ketika mengingat perbincangan dengan seseorang yang mungkin tak akan membaca tulisanku ini. Meskipun membaca, aku yakin dia pasti membutuhkan bantuan alat penerjemah yang biasanya sangat kacau balau jika menerjemahkan... sehingga banyak terjadi kesalahan arti dan persepsi.

Kami bertemu tanpa sengaja, di suatu kesempatan yang membuat kita saling berbagi, saling mengenal satu sama lain, dan menceritakan pengalaman, sungguh hingga saat ini, aku merasa, dia BERBEDA. Ketika semua orang di tempat itu hanya bahagia dengan kemunafikan dan kebohongan. Tapi dia menyambut gembira saat aku mengatakan kejujuran, karena dalam pertemanan sejati... itulah yang dibutuhkan.

Hal yang menarik dari pertemanan kami adalah, long distance friendship, dengan latar belakang budaya yang berbeda, dan tentunya BAHASA. Dan ini yang sangat konyol, membuatku berpikir, 'aku tak bisa membayangkan bagaimana manusia berinteraksi sebelum mengenal bahasa! apakah mereka masih bisa menyayangi satu sama lain?' kita saja yang sudah mengenal bahasa, masih sering mengalami 'distorsi pesan' yang mengakibatkan kesalahfahaman bahkan perselisihan.

Tapi, dari pertemanan itu, aku mengerti, apa yang mereka gunakan sebagai ungkapan ketulusan. Ternyata, mereka menggunakan bahasa cinta yang universal. Senyuman... itulah contoh isyarat yang membuat setiap orang merasa berharga dan dicintai...

Sempat terkejut karena dia selalu ingin tahu apa yang kutulis dalam bahasa Indonesia. Meskipun pengertiannya terkadang melenceng, tapi tetap kusalutkan keingintahuannya. Dia sangat polos, lucu dan lugu... Terkadang aku tersenyum bahkan tertawa membaca kata-katanya. Seperti saat aku mencoba meniru bahasa negaranya, dia tertawa, tapi bukan melecehkan...

Dari tempat pertemuan kita, aku belajar banyak hal, selain bahasa. Yaitu kepribadian. Ternyata, stereotipi berlaku di sini.. ^^ Kebanyakan orang di negaranya memang berkeyakinan sama denganku, tapi mereka menjurus ke arah Liberal Barat. Oleh karena itu, kebanyakan orang sana 'cepat memutuskan' perkara, terkadang tanpa memikirkan perasaan orang lain. Bebas, terserah mau melakukan apa saja.

Tapi aku merasakan hal yg berbeda darinya, kepolosannya membuatku tersenyum, bahkan tertawa, semangat dan kesadaran bela sesamanya membuatku sangat terharu. Aku sempat menangis saat melihat video jeritan hati anak Palestina yang ia share di fb. Sangat menyadarkan keegoisanku selama ini tentang arti hidup...

Dan kini, perasaan konyol itu muncul. Perasaan yang kuharap hanya gurauan, kuyakin ini hanyalah sejenis perasaan salut. Aku tak tahu tentang dirinya sejauh apapun itu. Aku hanya tahu sangat sedikit, entahlah, jika ia tumbuh berkembang menjadi seseorang yang benar2 dewasa, apakah dia akan menjadi seorang Hitler (dia men'share foto Hitler di wallnya) aku tau maksudnya, ia menyesalkan kenapa dulu Hitler tidak membasmi Israel. Ataukah dia akan menjadi seperti penguasa pertama negerinya, Mustafa Kemal...??? Who knows? karena kebanyakan dari mereka adalah muslim liberal.

Tapi kuharap, kelak, ia tetap mencintai Tuhannya... Tuhan kita...

We proud to be a moslem...

I just wanna finish, what i have started...




Jumat, 11 Juni 2010

Rekomendasi Film "MULAN"

Inti Cerita :

Kisah ini berawal dari serangan pada sebuah dinasti di Republik Rakyat Cina oleh bangsa Hun, peperangan tersebut membuat kaisar melaksanakan penetapan wajib militer untuk masyarakatnya, untuk kaum laki-laki. Oleh karena itu, setiap keluarga harus mengirim seorang pria, termasuk keluarga Fa, keluarga Mulan. Namun, di keluarga Fa, hanya ayah Mulan saja yang merupakan seorang pria, dan meskipun ayah Mulan adalah seorang mantan prajurit veteran, namun usianya sudah sangat lanjut, tidak memungkinkan dirinya untuk ikut serta program wajib militer yang sang Kaisar tetapkan.

Masalah lain muncul pada diri Mulan yang sesungguhnya, yang berusaha ia perjuangkan, namun masyarakat dan orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarganya, ingin Mulan menjadi seorang gadis manis yang feminim. Padahal Mulan merasa bahwa sebenarnya ia bukanlah gadis yang sangat feminim. Ia lebih nyaman menjadi dirinya sendiri, penuh semangat kebebasan tanpa kekangan. Ia bukan gadis yang hobi bersolek meski masyarakat mengharapkannya menjadi seperti itu, maka dari itu saat ia dilatih menjadi seorang wanita sejati, hatinya sangat berontak. Ia hanya ingin diterima sebagaimana adanya. Ia ingin memperoleh kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri.

Mulan yang tidak ingin ayahnya pergi berperang menyamar menjadi pria dan pergi menggantikan ayahnya, ia kabur dari rumah lalu memotong rambutnya, berpakaian seperti laki-laki dan mengikuti wajib militer seperti kaum laki-laki pada umumnya. Melihat hal itu, para leluhur keluarga Fa mengirim Mushu, seekor naga kecil untuk membantu Mulan. Mulan dan teman-temannya kemudian dikirim berperang di bawah komando Shang dan, setelah melewati berbagai masalah, berhasil menghambat musuh. Namun, pada akhirnya penyamaran Mulan terbongkar.

Pasukan musuh yang bangkit kembali membuat kekacauan, dan pada akhirnya menyerang istana serta hampir membunuh kaisar, namun Mulan bersama teman-teman sepasukannya berhasil menyelamatkan kaisar serta seluruh dinasti itu. Ide-ide Mulan sangat brilliant dalam melumpuhkan musuh-musuhnya. Ia menerima penghargaan dari sang Kaisar, sebagai penyelamat bangsa. Ayah Mulan terharu dengan perjuangan anak gadisnya itu.

Pelajaran Berharga

Kisah gadis bernama Fa Mulan dalam film tersebut menyadarkan kita akan peran wanita di mata masyarakat yang sangat jauh berbeda dengan kaum pria. Kaum pria dan kaum wanita memang jelas sangat berbeda. Namun, pada kenyataannya, dalam masyarakat, wanita hanya dipandang sebagai makhluk nomor dua yang tugasnya hanya merawat rumah dan mengasuh anak (bagi seorang ibu), menyenangkan orang-orang di sekitarnya dengan berpakaian yang rapi serta bersolek (untuk para gadis). Hal ini tentu saja dapat mengekang kebebasan kaum perempuan. Padahal, banyak perempuan-perempuan yang mempunyai potensi sama bahkan lebih dari kaum laki-laki. Kebebasan kaum perempuan sangat terkekang, dan film Mulan menunjukan salah satu emansipasi dan keikutsertaan wanita dalam mensejahterakan bangsa. Wanita berkontribusi dalam pembangunan negara, itu adalah sesuatu yang sangat patut dihargai dan dikembangkan. Bahwa sudah tidak sepantasnya lagi kaum wanita tersisih, terpinggirkan. Bila mencontoh sifat Mulan yang pemberani, tidak takut kesulitan dengan penuh perjuangan membuat prestasi militer yang luar biasa. Setelah memperoleh kemenangan, dia tidak mau diberi jabatan tinggi tetapi hanya menginginkan untuk memulihkan status wanita seperti pada umumnya.

Mulan adalah wanita dengan kemampuan luar biasa, dan sama seperti orang biasa. Dia tidak hanya seorang pahlawan, tetapi juga seorang gadis biasa. Dia adalah kombinasi dari pejuang pemberani dan seorang gadis cantik. Dia rajin dan baik serta tabah dan berani, jujur dan sederhana namun waspada dan energik, mencintai keluarganya serta berkontribusi dalam mensejahterakan negaranya.

Pada awalnya, ayah Mulan tidak menyetujui dengan rencana Mulan untuk menggantikan ayahnya, dan masyarakat lebih menyukai Mulan menjadi seperti gadis yang feminim dan suka bersolek, namun, setelah ia berhasil membuktikan bahwa meskipun dia wanita, tapi, kemampuannya tak kalah hebat dari pria. Setelah itu, masyarakat dan ayahnya tak hanya menyetujuinya, namun menerimanya, bahkan bangga dengan apa yang telah berhasil ia capai.

Itulah, mengapa sebabnya bahwa kaum wanita memiliki hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dapat melakukan aktivitas tanpa batasan atau kekangan, selama itu demi kebaikan. Tak ada batasan untuk mengembangkan potensi wanita di belahan dunia manapun. Emansipasi wanita, harus terus dibina.

Hal yang didapat Setelah Menonton Film Mulan

Setelah menonton film Mulan dengan seksama, saya sangat bersyukur menjadi seorang wanita. Pada awalnya, saya masih mempertanyakan dan meragukan sesuatu hal, meskipun telah banyak dikemukakan bahwa kesetaraan gender perlu digalakan, karena pada umumnya, wanita maupun pria, sama-sama mempunyai potensi yang bisa dikembangkan dengan baik. Tanpa perbedaan, tanpa kekangan, namun, pada kenyataanya, masih banyak kasus yang memojokan, dan menomorduakan kaum wanita. Terkadang, masih sering bertanya, apakah iya, sebenarnya wanita itu lebih lemah daripada pria? Tetapi, setelah menonton film Mulan, saya yakin bahwa kekuatan kaum wanita sungguh sangat besar. Banyak Super Woman di dunia ini yang telah sukses membuat perubahan besar pada dunia. Salah satu contohnya adalah tokoh Mulan dalam film tersebut, sangat menginspirasi saya untuk berjuang, berkontribusi dalam membangun negara. Mungkin, dalam hal ini, bukan meniru Mulan dan ikut berperang, tapi, dengan aplikasi kegiatan lain yang bermanfaat bagi orang-orang sekitar, masyarakat, bangsa, dan agama. Karena sesungguhnya orang yang baik itu adalah orang yang bermanfaat bagi sesama. Oleh karena itu, dengan pemikiran, dengan ide-ide, dengan kontribusi tenaga lahiriah dan batiniah, kita semua, kaum wanita pun bisa menjadi tiang penegak pondasi bangunan sebuah negeri yang sejahtera.